Pemodelan Gelombang Laut Penting dalam Mitigasi Bencana

Pemodelan Gelombang Laut Penting dalam Mitigasi Bencana

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Prediksi dan Pemodelan Risiko Bahaya dan Bencana Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan webinar dengan topik Pemodelan Gelombang Laut serta Dampak bagi Wilayah Pesisir, Kamis, 17 Juni 2021. Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Lampung Nazdan, S.Pi., M.P., dan Akademisi dan Peneliti Peneliti Pemodelan Gelombang Institut Teknologi Bandung, Dr. Ikha Magdalena, S.Si., M.Si.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITERA, Acep Purqon, Ph.D. dalam sambutannya,  Acep Purqon, Ph.D., menyampaikan bahwa ITERA mendirikan Pusat Riset dan Inovasi (Purino) sebagai upaya percepatan penanggulangan permasalahan yang ada di Provinsi Lampung dan Sumatera. Melalui Purino, harapannya dapat tercipta inovasi-inovasi teknologi terbarukan yang dapat membantu menangani permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Acep menambahkan, saat ini, ITERA juga telah membentuk Masyarakat Tanggap Bencana (MTB) sehingga apabila terjadi bencana di Lampung, ITERA siap mengirimkan para sukarelawan untuk membantu penanggulangan bencana tersebut.

“Bencana bukan untuk ditakuti namun untuk disikapi, masyarakat harus tanggap sehingga tidak perlu panik tehadap berncana yang terjadi,” ujar Acep. Acep menyebut webinar yang diselenggarakan Purino Prediksi dan Pemodelan Risiko Bahaya dan Bencana  menarik dan sangat tepat untuk membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana khususnya di wilayah pesisir.

“Nadzan berharap ITERA dan BPBD Lampung dapat saling berkolaborasi terkait hasil-hasil riset kebencanaan guna menjadi bahan untuk menyusun kebijakan publik di Provinsi Lampung.”

Dalam sesi pemaparan,  Peneliti Pemodelan Gelombang dari ITB, Dr. Ikha Magdalena, S.Si., M.Si. menyampaikan model matematika untuk mengkaji keefektifan pohon bakau sebagai pelindung pantai. Dr. Ikha menambahkan jika hempasan gelombang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada daerah pesisir dan kerusakan tersebut tentunya dapat merugikan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir di Indonesia. Oleh karena itu, perlu solusi untuk mencegah kerusakan tersebut, salah satunya dengan melakukan penanaman pohon bakau.

“Pohon Bakau terbukti efektif sebagai pelindung pantai karena pohon bakau bisa mereduksi amplitude gelombang datang,” ujar Ikha.

Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Lampung Nazdan, S.Pi., M.P., memaparkan materi seputar dampak gelombang laut serta mitigasi kebencanaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Nazdan menyebut, risiko bencana di Provinsi Lampung masuk dalam kategori tinggi dan berada dalam peringkat ke 14 diantara 34 provinsi di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Lampung yang tinggal di daerah rawan bencana dan masih rendahnya kapasitas masyarakat serta aparat dalam penanggulangan bencana.

Selain itu, Nadzan juga menambahkan bahwa pemodelan gelombang sangat bermanfaat untuk menyusun kebijakan publik dan mitigasi bencana di wilayah pesisir lampung. Dia juga berharap ITERA dan BPBD Lampung dapat saling berkolaborasi terkait hasil-hasil riset kebencanaan guna menjadi bahan untuk menyusun kebijakan publik di Provinsi Lampung. Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 131 peserta tersebut, hadir sebagai pemandu diskusi dosen ITERA, Dear Michiko Mutiara Noor, S.Si., M.Si. (Rilis/Humas)