Berdayakan Ekonomi Warga, Dosen ITERA Ajarkan Teknik Pembuatan Taoge

Berdayakan Ekonomi Warga, Dosen ITERA Ajarkan Teknik Pembuatan Taoge

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang berasal dari Program Studi Biologi dan Teknik Biosistem, memperkenalkan teknik pembuatan taoge skala rumah tangga ke warga Desa Kebunjati, Kelurahan Sabahbalau, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan, Rabu (15/1/2020). Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kampus ITERA.

Kegiatan ini berawal dari keresahan para dosen terhadap kesejahteraan warga di daerah sekitar ITERA. Dosen yang terdiri dari Ayu Oshin Yap S, SP,M.Si, Gres Mareta, SSi, M.Si, dan Dr. Andi Darmawan, M.Si dari Prodi Biologi dan David S S Marpaung, STP,M.Sc (Prodi Teknik Biosistem), merancang kegiatan pelatihan pembuatan taoge untuk peningkatan kesejahteraan warga dalam hal ekonomi dan kesehatan warga.

Selama ini, taoge menjadi salah satu tanaman pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, taoge juga merupakan salah satu makanan bernutrisi yang mudah dicerna. Gres Mareta, salah satu dosen menyampaikan, salah satu tujuan pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan gizi warga melalui konsumsi toge secara mandiri. Selain peningkatan gizi, peningkatan ekonomi warga juga dapat terjadi melalui kegiatan penanaman toge di rumah sendiri.

“Toge merupakan tanaman yang mudah tumbuh di lingkungan Indonesia. Melalui pelatihan ini, warga diharapkan dapat menanam sendiri toge di rumah masing-masing,” ujar Gress.

Proses pembuatan toge dalam pelatihan ini menggunakan alat sederhana berupa bak plastik, keranjang, kain flannel, serta kacang hijau sebagai benih toge. “Dalam pelatihan ini alatnya mudah diperoleh dan bahan utama dalam pelatihan ini menggunakan kacang hijau, hasil pertanian yang mudah didapatkan dari petani sekitar sabah balau”, Jelas Ayu Oshin, kepada para peserta.

Toge merupakan tanaman yang mudah tumbuh di lingkungan Indonesia. Melalui pelatihan ini, warga diharapkan dapat menanam sendiri toge di rumah masing-masing.

Ayu berharap, usai pelatihan warga dapat membuat sendiri taoge di rumah dan memperkenalkan teknik tersebut ke warga lain.

Salah satu peserta, Diana yang merupakan pedagang bakso keliling di daerah Sabahbalau, antusias mengikuti pelatihan. Menurut Diana, kegiatan tersebut membantu dirinya yang selama ini membeli taoge untuk kebutuhan usahanya. “Saya sangat terbantu melalui kegiatan pelatihan ini karena nantinya dapat mengurangi biaya bahan baku dagangan saya”, Ujar Diana. [Humas]