Prodi Teknik Biomedis ITERA Libatkan Pakar Susun Kurikulum

Prodi Teknik Biomedis ITERA Libatkan Pakar Susun Kurikulum

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi (Prodi) Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan workshop penyusunan kurikulum dengan melibatkan para pakar teknik biomedis Indonesia dan industri di bidang kesehatan, di Ruang Rapat Gedung A ITERA, Senin (18/11/2019).

Hadir sebagai narasumber, Ketua Asosiasi Institut Pendidikan Teknologi Biomedis Indonesia (AIPTBI) Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Rajab Mengko, Wakil ketua Indonesian Association of Clinical Engineer (IACE) Ir. Supardjo, Dipl.IM., M.Kes (MMR), Account Manager GE Healthcare Yuda Ginanda Hadiprodjo, S.T., B.Eng., M.Sc.DIC, HR dan Manager GE Healthcare Larassanti Tirtosudarmo, serta dosen senior STEI ITB Dr. Ir. Richard Karel Willem Mengko.

Workshop tersebut bertujuan menguji, memperbaiki dan menghasilkan isian kurikulum agar lebih mendalam dan relevan dengan perkembangan keilmuan serta kebutuhan dunia kerja di Indonesia, terutama di Sumatera. Pelaksanaan workshop dimulai dengan penyampaian arahan Sekretaris Jurusan Teknologi Produksi dan Industri (JTPI) ITERA Amir Faisal, S.T., M.Eng., Ph.D. yang kemudian dilanjutkan dengan pengenalan Program Studi Teknik Biomedis oleh sekretaris Prodi Teknik Biomedis ITERA.

Dalam workshop tersebut, Wakil ketua Indonesian Association of Clinical Engineer (IACE) Ir. Supardjo, Dipl.IM., M.Kes (MMR) meyampaikan materi sertifikasi profesi untuk lulusan teknik biomedis. Salah satu pasar untuk lulusan teknik biomedis adalah penanggung jawab teknis di lembaga-lembaga kesehatan, terutama di bidang akreditasi-akreditasi institusi kesehatan,sehingga ke depan diperlukan lulusan dari teknik biomedis.

“Bahan ajar dalam suatu kuliah perlu mengikuti perkembangan teknologi yang ada, teknologi terbaru harus diajarkan kepada mahasiswa.”

Sementara, Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Rajab Mengko, menekankan pentingnya riset untuk kemajuan Prodi Teknik Biomedis ITERA. Beberapa tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi biomedis adalah teknologi yang terus berkembang dan pasar yang juga berubah. “Bahan ajar dalam suatu kuliah perlu mengikuti perkembangan teknologi yang ada, teknologi terbaru harus diajarkan kepada mahasiswa,”ujar Prof Tati.

Prof. Tati juga memberikan usulan untuk proses pemilihan tugas akhir yang harus dimulai sedini mungkin, dari semester III atau IV. Proses yang dilakukan dapat berupa konsultasi mahasiswa terhadap dosen terkait keinginan/ interest dari mahasiswa.

Industri Teknik Biomedis Nasional

Mewakili dunia industri, Account Manager GE Healthcare Yuda Ginanda Hadiprodjo, S.T., B.Eng., M.Sc.DIC, HR  menyampaikan keadaan industri teknik biomedis nasional. Menurut Yuda, Secara umum industri di bidang teknik biomedis dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yang pertama adalah industri lokal yang memproduksi alat-alat kesehatan sederhana dan yang kedua ada industri multinasional.

Yudha memaparkan, industri Multinasional di Indonesia saat ini tidak ada yang memiliki pabrik produksi/ bagian riset dan pengembangan di Indonesia sehingga umumnya lulusan teknik biomedis akan bekerja di bagian service (bagian maintenance) ataupun pemasaran (sebagai product specialist). Karena penekanannya adalah bagian komersial maka penilaian utama, baik untuk Kerja Praktek ataupun bekerja di industri multinasional, adalah lebih ke soft skills seperti komunikasi, kerjasama, dll. Oleh karena itu, proses belajar mengajar harus juga menekankan pengembangan soft skills dari mahasiswa.

Pembicara terakhir, Dr. Ir. Richard Mengko, menyampaikan agar kurikulum Teknik Biomedis ITERA harus bisa berbeda dengan prodi teknik biomedis lainnya di Indonesia. Misalnya dengan lebih menekankan peningkatan kualitas hidup manusia, bukan hanya peningkatan layanan kesehatan, dengan memanfaatkan biodiversitas yang ada di Indonesia, dan terutama di Sumatera. [Humas]