Mahasiswa ITERA Kaji Olahan Limbah Besi Jadi Mineral Obat Anemia

Mahasiswa ITERA Kaji Olahan Limbah Besi Jadi Mineral Obat Anemia

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS.  Dua mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Andreana Muhammad dan  Muhammad Raffi Zakaria dari Program Studi Kimia menggagas kajian atau studi literasi tentang pemanfaatan limbah besi menjadi mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat anemia gizi besi (AGB). Studi literasi tersebut didasari dari penelitian sebelumnya yang dilakukan BPTM LIPI Tanjung Bintang.

Dari kajian tersebut, Andreana dan Raffi berhasil meraih juara II dan membawa pulang mendali perak dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Mahasiswa Se-Sumatera dalam gebyar Kimia Iron yang diadakan Universitas Jambi, beberapa waktu lalu. Gebyar Kimia Universitas Jambi tersebut melibatkan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Sumatera.

Muhammad Raffi Zakaria menyampaikan kajian tersebut didasarkan pada keresahannya melihat industri besi yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari industri besi tersebut berpotensi menghasilkan limbah besi yang dapat mencemari lingkungan sehingga perlu pemanfaatan lebih lanjut. “Sehingga dengan adanya kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan untuk dilakukan pemanfaatan limbah besi menjadi zat yang lebih bermanfaat,” ujar Raffi.

“Mineral besi selanjutnya difortifikasi ke dalam bahan makanan, dan terakhir analisis keamanan kandungan mineral tersebut dengan berbagai instrumen seperti XRD, XRF, dan SEM-EDX.”

Dalam proses pemanfaatan limbah besi menjadi mineral bahan pembuat obat anemia, beberapa tahapan dilakukan. Mulai dari melakukan peparasi sampel limbah besi, pembersihan dan leaching atau menjadikan ekstraksi padat ke cair, hingga masuk ke proses pereaksian besi dengan asam sulfat, agar besi tadi dapat menjadi suatu mineral besi (II) sulfat. Mineral besi selanjutnya difortifikasi ke dalam bahan makanan, dan terakhir analisis keamanan kandungan mineral tersebut dengan berbagai instrumen seperti XRD, XRF, dan SEM-EDX.

Lebih lanjut, Raffi menerangkan, sebelumnya mereka mencetuskan ide mineral besi yang dihasilkan untuk dimanfaatkan ke dalam bahan bakanan. Hanya saja dalam bahan makanan kadar zat besi yang diperbolehkan masuk sangat sesikit yaitu diangka 1mg/Kg. Untuk itu, diputuskan mineral yang dihasilkan dari pengolahan limbah besi lebih dimanfaatkan untuk bahan mineral obat untuk mengurangi angka Anemia Gizi Besi (AGB) yang masih banyak dijumpai di Indonesia.

Raffi dan Andreana berharap dari kajian tersebut dapat terus dikembangkan dalam penelitian lain, sehingga limbah besi yang sampai saat ini masih menjadi ancaman pencemaran lingkungan, dapat dimanfaatkan dengan baik. []

Reporter : I Putu Gede Widara Yuda