Wakili Indonesia, Dosen Itera IB Ilham Malik Jadi Pembicara Forum Smart City Internasional di Taiwan

Wakili Indonesia, Dosen Itera IB Ilham Malik Jadi Pembicara Forum Smart City Internasional di Taiwan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sumatera (Itera) Dr. Eng. Ir. IB Ilham Malik, ST., M.T, IPM., menjadi salah satu narasumber dari Indonesia, dalam International Smart City Forum and Expo 2024 diselenggarakan di Taiwan pada 19-22 Maret 2024, lalu. Forum global ini diselenggarakan di dua kota yaitu Taipei dan Kaohsiung. Di acara ini hadir hadir ratusan perusahaan utama teknologi di bidang smart city dan intelligent transportation system. Mereka menunjukkan kemajuan teknologi ter-update yang sudah diadopsi oleh banyak kota dan perusahaan di seluruh dunia.

Ada tiga forum yang diselenggarakan di acara ini, yaitu: Smart city & Intelligent Zero Energy Building Forum, Smart Cities & Intelligent Communities Forum, dan Intelligent Transportation System Forum. Ketiga forum tersebut menghadirkan pembicara dari seluruh dunia dari kalangan industri teknologi dan peneliti ternama pada bidang terkait. Di ketiga forum ini, satu-satunya delegasi dari Indonesia yang didapuk menjadi pembicara adalah IB Ilham Malik dari Intelligent Transportation System (ITS) Indonesia yang juga Asst. Profesor di Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (Itera).

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Eng. Ir. IB Ilham Malik, ST., M.T, IPM, menyampaikan perkembangan teknologi smart cities dan ITS sudah memasuki generasi terbaru. Penerapan AI GPT sudah semakin dominan yang membawa pada sistem teknologi yang bisa “bicara” satu sama lain. “Komunikasi antar teknologi membawa pada perubahan output layanan yang semakin dekat dengan kebutuhan manusia. Hal ini semakin meningkatkan kualitas hidup warga kota dan pelayanan pemerintah pada warganya menjadi semakin bersahabat dan mudah,” ujar Dr. Ilham Malik.

Di ketiga forum ini, satu-satunya delegasi dari Indonesia yang didapuk menjadi pembicara adalah IB Ilham Malik dari Intelligent Transportation System (ITS) Indonesia yang juga Asst. Profesor di Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (Itera).

Lebih lanjut, Ilham menyebut, banyak kota di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan China yang sudah menjadi smart cities dan penggunaan teknologi untuk memudahkan kegiatan warganya  sudah menjadi hal yang biasa.

“Indonesia harus segera menyusul ketertinggalan pada bidang ini. Beberapa kota di Indonesia sudah ada yang merintis sebagai smart cities tetapi masih pada fase yang sangat awal dan belum ada improvement dalam sekian tahun terakhir,” ungkap Ilham.

Kondisi ini menempatkan layanan dan kualitas hidup warga kota belum meningkat signifikan. Tetapi fenomena ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk mengevaluasi roadmap pengembangan smart cities & intelligent transportation System di kota masing-masing.

Ketertinggalan Indonesia

Di dalam forum tersebut IB Ilham Malik menyampaikan bahwa setidaknya ada dua yang dalam waktu dekat harus dilakukan oleh Indonesia, mengingat kemajuan teknologi sudah terjadi hampir di semua lini. Pertama, Indonesia akan menyiapkan sistem operasi baku (OS/operation system) yang bisa diterapkan di semua kota di Indonesia. Hal ini penting karena kapasitas kemampuan Indonesia adalah membeli produk yang sudah ada. Agar setiap produk bisa terhubung dan saling bicara maka diperlukan sistem operasi baku yang dapat memudahkan setiap pemerintah kota bertahap mengadopsi masing-masing teknologi sesuai kebutuhan dan kemampuan budgeting kota. Secara bersamaan juga mengembangkan teknologi sendiri melalui RnD teknologi smart cities and ITS.

Indonesia harus segera menyusul ketertinggalan pada bidang ini. Beberapa kota di Indonesia sudah ada yang merintis sebagai smart cities tetapi masih pada fase yang sangat awal dan belum ada improvement dalam sekian tahun terakhir,

Kedua, agar pembangunan kota dapat semakin mengarah ke kondisi ideal maka diperlukan “sistem komando guna lahan dan transportasi “yang secara global diperkenalkan dengan nama “Land use & transportation interaction command centre / LUTI CC”. Pada tahap awal, LUTI CC akan dikembangkan dan diterapkan di Kota Nusantara, IKN, di Kalimantan. Itulah sebabnya kehadiran beberapa kampus global yang akan membangun lembaga riset di IKN menandakan bahwa potensi pengembangan dan adopsi teknologi menjadi hal yang sangat penting sekaligus prospektif di masa depan.

Dalam kesempatan ini, selama 4 hari delegasi ITS Asia Pacific secara eksklusif dibawa ke kedua kota tempat acara berlangsung. Delegasi juga melihat dan mencoba berbagai teknologi yang sudah umum dikembangkan di sana. Kemandirian Taiwan dalam membangun dan mengembangkan teknologi informasinya menjadi salah satu kata kunci dalam capaian kemajuan seperti yang terjadi saat ini. Dan mereka sudah memulainya sejak lama. Artinya, jika Indonesia mau maju seperti mereka, maka rintisannya harus mulai sesegera mungkin dan setiap tahun harus selalu ada inovasi. (Rilis/Humas)