Kebun Raya ITERA Diminta Kembangkan Konservasi Berbasis Riset

Kebun Raya ITERA Diminta Kembangkan Konservasi Berbasis Riset

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Kebun Raya Institut Tekologi Sumatera (ITERA) menyelenggarakan seminar nasional Peran Kebun Raya di bawah perguruan tinggi dalam mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi berbasis sains dan teknologi, di Aula Gedung C Kampus ITERA, Rabu (4/12/2019). Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa dan dosen berbagai perguruan tinggi di Lampung ini, menghadirkan narasumber Kepala Kebun Raya Bogor Tahun 1997-2001 yang juga dosen Biologi di Universitas Nasional, Prof.Dr.Dedy Darnaedi.

Mewakili Rektor ITERA, Wakil Rektor Bidang Non Akademik Prof.Dr. Sukrasno,M.S., dalam sambutannya mengajak seluruh sivitas akademika ITERA dan seluruh elemen untuk bersama-sama membangun Kebun Raya ITERA sebagai pusat konservasi flora Sumatera. Sebagai informasi, Kebun Raya ITERA  dengan lahan mencapai 75,52 hektar dibangun dari nol pada lahan kritis bekas perkebunan karet. Saat ini, Kebun Raya ITERA, telah memiliki berbagai fasilitas pendukung konservasi tumbuhan, seperti rumah kaca pembibitan, paranet pembibitan, kantor dan gudang pembibitan, taman estetika serta fasilitas pendukung seperti gerbang dan akses jalan.

Dalam seminar nasional Kebun Raya ITERA, Prof. Dr. Dedy Darnaedi, menjelaskan konsep umum sebuah kebun raya dan dasar hukum pembangunan kebun raya di daerah termasuk yang saat ini ada di ITERA. Menurut Prof. Dedy ada 5 fungsi utama sebuah kebun raya yakni sebagai konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa. Sebagai kebun raya yang berada di bawah naungan kampus, Kebun Raya ITERA diharapkan memperkuat fungsi konservasi berbasis riset atau penelitian.

Konservasi kebun raya yang berbasis penelitian adalah konservasi yang mampu meningkatkan keberadaan sebuah tumbuhan, terutama yang sudah terancam punah. “Sumatera menjadi daerah plaing tinggi degradasi untuk kelangkaan floranya setelah Kalimantan, sebagai contoh Raflesia Arnoldi yang sangat sulit untuk dikembangbiakkan,” Ujar Prof. Dedy.

Selain itu, dalam seminar tersebut, Prof. Dr juga menjelaskan peran penting perguruan tingggi di daerah dalam mendukung konservasi tumbuhan dan mengamankan flora yang terancam di daerahnya. [Lembaga Pers ITERA]