ITERA Gandeng Pemerintah Daerah Kaji Pengembangan Motropolitan Bandar Lampung Raya

ITERA Gandeng Pemerintah Daerah Kaji Pengembangan Motropolitan Bandar Lampung Raya

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menggagas kajian pengembangan kota metropolitan Bandar Lampung Raya yang diberi nama Balamea Pringtata bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan tiga pemerintah kabupaten/kota serta stakeholder. Balameka Pringtata merupakan akronim dari nama beberapa wilayah yaitu Bandar Lampung, Metro, Kalianda (Lampung Selatan), Pringsewu dan Gedungtataan (Pesawaran). Kajian tersebut menjadi wujud kontribusi ITERA dalam membangun kota-kota yang ada di Sumatera, khususnya di Provinsi Lampung.

Pembahasan metropolitan Bandar Lampung Raya tersebut dikemas dalam webinar bertajuk Tantangan dan Manajemen Pengembangan Metropolitan Bandar Lampung Raya (Balameka Pringtata) yang diselenggarakan oleh Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Metropolitan ITERA, secara dalam jaringan, Kamis, 24 Maret 2022.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Rektor ITERA Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., dan menghadirkan narasumber Staf Ahli Rektor ITERA Bidang Pengembangan dan Kerja Sama Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja., DEA, Bupati Pesawaran H. Dendi Ramadhona, S.T., Kepala Bappeda Provinsi Lampung A. Lianurzen, Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung Dr. Khadidarmansyah, Kepala Bappeda Lamsel Aryan Saruhian,S.P.,M.E dan Ketua Apindo Lampung Ary Meizari A, S.E., MBA.

Dalam webinar yang dipandu jurnalis senior Lampung Juwendra Asdiansyah tersebut, Rektor ITERA Prof. Dr.–Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., menyebut, membangun Sumatera sudah menjadi tugas yang diamanahkan pemerintah kepada ITERA. Metropolitan disebut sebagai suatu konsep pembangunan wilayah perkotaan lintas batas dengan wujud fisik yang melampaui batas administrasi kota utama dan memberikan pengaruh pada daerah administrasi disekitarnya. Batas administrasi yang kecil daripada wujud fisik kota yang bisa memberikan dampak pengendalian pembangunan sehingga diperlukan koordinasi pada tingkatan yang lebih tinggi.

Prof. Mitra Djamal, juga menekankan dalam membangun kawasan metropolitan perlu persiapan dan perencanaan yang matang dari daerah yang berkaitan. “Sebab jika tidak dipersiapkan maka bisa jadi perkembangan yang terjadi tidak terarah dan tidak akan menimbulkan masalah tata ruang di kemudian hari. Sehingga hal ini sejalan dengan visi ITERA yang akan memandu perubahan dengan memberdayakan potensi yang ada di Sumatera,” ujar Rektor.

“ITERA akan memandu perubahan dengan memberdayakan potensi yang ada di Sumatera”

Mewakili Pemerintah Kota Bandar Lampung, Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung Dr. Khaidarmansyah menyampaikan metropolitan di Bandar Lampung sudah terjadi karena penduduk Bandar Lampung ini yang jumlahnya lebih dari 1.183.000 orang, yang tidak hanya berasal dari Bandar Lampung namun juga berasal dari berbagai daerah tetangga, seperti kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan. Untuk itu, dalam menyikapi fenomena ini pemerintah Bandar Lampung terus merencanakan tata ruang dan wilayah kota Bandar Lampung sebagai kota perdagangan dan jasa.

Sementara itu, Bupati Pesawaran H. Dendi Ramadhona, S.T., menanggapi perkembangan kota Bandar Lampung. Menurut Dendi, suka tidak suka mau tidak mau, Pesawaran harus diakui sebagai satelitnya ibu kota Provinsi Lampung. Sebab Pesawaran menjadi daerah terdekat dengan Bandar Lampung dan mengelilingi kota. Terkait hal ini telah disiapkan perencanaan dan konsep mempersiapkan aglomerasi terkait tataruang baik untuk kepentingan kabupaten Pesawran maupun dengan daerah-daerah yang berbatasan.

Kepala Bappeda Lampung Selatan Aryan Saruhian,S.P.,M.E menyampaikan terkait dengan adanya pengembangan kawasan prioritas provinsi yang sudah ditetapkan, baik kawasan industri, kawasaran Aerocity Raden Intan, dan mengenai pengebangan metropolitan Bandar Lampung telah direncanakan pembangunan berbagai fasilitas pendukung, termasuk TPA regional di Jati Agung.

Kepala Bappeda Provinsi Lampung A. Lianurzen menggarisbawahi, untuk mengembangkan kawasan metropolitan baru Bandar Lampung Raya perlu adanya penyatuan persepsi antar wilayah. Sehingga akan terbentuk kawasan metropolitan yang terencana dalam sebuah konsep tata ruang.

Staf Ahli Rektor ITERA, yang juga Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. Deny Juanda P., DEA menyampaikan bahwa di Provinsi Lampung sebetulnya Metropolitan sudah terbentuk, tinggal sekarang distrukturkan. Dalam Metropolitan ada dua tipe, yaitu top-down dan bottom up, dalam hal ini Lampung yang sudah tergolong kota maju tergolong bottom up, sehingga perlu adanya deklarasi dari Gubernur dalam hal ini dengan harapan konsep metropolitan yang dimaksudkan dapat terarah. Serta tidak hanya berfokus pada Bandar Lampung namun akan dapat melibatkan beberapa kabupaten kota.

“Provinsi Lampung sebetulnya Metropolitan sudah terbentuk, tinggal sekarang distrukturkan.” ujar Prof. Dr. Ir. Deny

Dalam akhir diskusi Juwendra Asdiansyah menekankan dari pemaparan para pemateri maka perlunya tidak lanjut yang lebih spesifik, dengan Provinsi lampung menjadi motor untuk menggabungkan berbagai potensi dan kekayaan Provinsi Lampung, dan mengutip perkataan Prof. Dr. Ir. Deny Juanda P., DEA bahwa tidak ada Gerakan jika tidak ada komitmen dari the number one, baik di provinsi maupun di kabupaten/kota.

Reporter : I Putu Gede Widara Yuda