Dosen ITERA Berdayakan Masyarakat Kampung Totokaton Manfaatkan Energi Biogas Kotoran Sapi

Dosen ITERA Berdayakan Masyarakat Kampung Totokaton Manfaatkan Energi Biogas Kotoran Sapi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim Pengabdian kepada Masyarakat ITERA yang terdiri dari lima dosen dan empat mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat Kampung Totokaton, Lampung Tengah, Provinsi Lampung memanfaatkan kotoran sapi sebagai pengganti gas elpiji (Liquified petroleum gas).

Tim dosen ITERA yang terdiri dari Khoirun Naimah, S.ST., M.Han., sebagai ketua, M. Rizky Zen,S.ST., M.T., Ilham Dwi Arirohman, S.T., M.Eng, Achmad Gus Fahmi, S.Si., M.Si, dan apt. Kiki Yuli Handayani, M.Pharm., S.Ci., melakukan pengabdian dengan tema Produksi dan manajemen energi biogas dari kotoran sapi sebagai pengganti LPG. Kegiatan tersebut juga melibatkan tim mahasiswa yang terdiri dari Muhammad Khanafi, Fahmi Sapta Hadi, Apriansyah Julio, dan Siti Muslimah. Anggota tim berasal dari dua program studi di ITERA, yaitu Prodi Teknik Sistem Energi dan Rekayasa Kosmetik.

Ketua tim Khoirun Naimah, S.ST., M.Han., menyebut, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat Kampung Totokaton terkait teknologi konversi energi biogas. Terlebih masyarakat Kampung Totokaton mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak, dan peternakan di kampung ini tergolong ke dalam salah satu peternakan besar di Lampung Tengah. Setiap rumah rata-rata memiliki 3-10 sapi dan setiap ekor sapi dapat menghasilkan limbah kotoran hewan (kohe) sebanyak 20 kg tiap harinya.

“Selama ini, limbah kohe hanya ditumpuk, dikeringkan, kemudian dijadikan pupuk. Padahal kohe ini juga memiliki potensi lain yaitu sebagai bahan baku untuk produksi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi,” ujar Khoirun Naimah.

Alhamdulillah, dari instalasi biogas yang sudah dibangun, masyarakat dapat merasakan manfaatnya sebagai pengganti gas elpiji, untuk keperluan memasak sehari-hari. Masyarakat bisa selangkah lebih maju dalam hal mandiri energi.

Khoirun Naimah menjelaskan, biogas sendiri adalah biomassa yang kandungan utamanya berupa gas metana. Gas ini adalah hasil dari proses fermentasi anaerobik limbah organik seperti kohe tadi.  Pemanfaatan biogas ini dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif yang ekonomis selain gas LPG. Selain itu, biogas juga berpotensi dijadikan bahan bakar kendaraan, bahkan dalam jumlah yang mencukupi, dibeberapa tempat di dunia, biogas sudah dimanfaatkan sebagai sumber energi pada sebuah pembangkit listrik.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menjadi bentuk konkrit pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dimana tim PKM ITERA berusaha mengimplementasikan teknologi tepat guna di kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Totokaton. Terlebih menurut Khoirun Naimah, timnya melihat potensi limbah kohe yang cukup besar di kampung tersebut, dengan manajemen limbah yang belum optimal.

Selain memberikan edukasi, tim dosen dan mahasiswa ITERA juga secara langsung melakukan edukasi dan implementasi upaya konservasi energi dari limbah kohe tadi menjadi sumber energi terbarukan, biogas. “Alhamdulillah, dari instalasi biogas yang sudah dibangun, masyarakat dapat merasakan manfaatnya sebagai pengganti gas elpiji, untuk keperluan memasak sehari-hari. Masyarakat bisa selangkah lebih maju dalam hal mandiri energi. Kita berharap teknologi biogas ini dapat diterapkan kepada seluruh masyarakat pedesaan,” ujar Khoirun Naimah

Program Hibah LPPM

PKM ini sendiri adalah program hibah dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITERA. Luaran berupa instalasi biogas sendiri mempunyai umur guna sampai 25 tahun dan selama itu pula masyarakat mempunyai sumber energi sendiri, hal ini membuat teknologi biogas ekonomis, mudah diakses, berkelanjutan dan tentunya ramah lingkungan.

Ketua Kelompok Ternak Mandiri Kampung Totokaton, Ghufron menyampaikan penerapan teknologi biogas di kampungnya menjadi langkah yang tepat, karena selama ini masyarakat sangat ketergantungan terhadap gas elpiji. Adanya instalasi biogas memberikan nilai tambah terhadap usaha peternak di sana.

Ghufron berharap, ke depan lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan sumber energi terbarukan ini. Upaya-upaya kerjasama dari berbagai pihak, seperti akademisi, pemerintah, swasta dan masyarakat perlu terus ditingkatkan dan dijaga. Terutama dukungan pemerintah sangat diperlukan agar kegiatan diseminasi teknologi tepat guna dan pemberdayaan semacam ini dapat berlanjut secara berkesinambungan. (Rilis/Humas)