Desain Jembatan Bambu Karya Mahasiswa ITERA Juara Sayembara Internasional

Desain Jembatan Bambu Karya Mahasiswa ITERA Juara Sayembara Internasional

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Program Studi Arsitektur (AR) dan Arsitektur Lanskap (ARL)  meraih  juara 3 dalam ajang Internasional Student Competition in Architecture and Construction of Bamboo. Ajang ini merupakan perlombaan berskala Internasional yang diadakan oleh Universitas Warmadewa Bali, dengan dukungan dari Guangdong-Hongkong-Macao Greater Bay Area – Association Of Southeast Asian Nations International Colleges – Construction Competition.

Tim mahasiswa ITERA yang meraih prestasi terdiri dari Faqih Robani Arrasyid, Muhammad Ridho Saputra, Fahri Rijal Habibi, Malakios Yudi Endanto, Putri Nabilah yang berasal dari Prodi Arsitektur dan Riko Saputra  serta Nabila Audifa Zain dari Prodi Arsitektur Lanskap. Mereka meraih juara 3 dalam sayembara tersebut setelah mengusung karya desain jembatan bambu yang diberi nama Gama dakara Bamboo (Garaboo).

Salah satu anggota tim, Muhammad Ridho Saputra menyampaikan desain miniatur jembatan bambu tersebut bermakna perjalanan sepanjang masa di dalam bambu. Dalam desain tersebut, terdapat filosofi guncangan dalam perjalanan hidup, yang dituangkan dalam konsep bangunan bergerak yaitu Wiggle moving. Keunggulan desain ini adalah memberikan pengalaman yang berbeda ketika seseorang melintas di jembatan bambu.

Dalam perlombaan ini tim mahasiswa ITERA bersaing dengan 56 peserta lalu berhasil lolos dalam 12 besar dan berkesempatan untuk presentasi Offline di Universitas Warmadewa, Bali. Presentasi dilakukan secara hybrid dan berhasil meraih juara 3 dari seluruh peserta.

Bambu bukanlah bahan material kampung yang tertinggal oleh zaman, justru bambu memiliki potensi yg besar untuk dikembangkan.

Ridho menyebut, tujuan mengikuti kompetisi tersebut adalah untuk mempelajari dan mendalami ilmu pengaplikasian bambu dalam desain bangunan. Ttidak berhenti disitu, Ridho  juga mengaku akan terus berusaha untuk menginovasikan bambu karena bambu bukanlah bahan material kampung yang tertinggal oleh zaman, justru bambu memiliki potensi yg besar untuk dikembangkan. “Bambu merupakan material yang berpotensi sekali untuk kita semua kembangkan, bambu dan manusia tidak dapat dipisahkan bambu dapat menjadi hiasan dan juga tempat berteduh yang baik apabila diolah dengan baik,” ujar Ridho.

Selama proses pengerjaan Tim Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera dibimbing oleh Hendra Frisky, S.T., M.Arch., dan Antusias Nurzukhrufa, S.T., M.Ars. yang merupakan dosen Program Studi Arsitektur ITERA. Atas perestasi yang diraih mahasiswa ITERA, Antusias Nurzukhrufa, S.T., M.Ars. memberikan apresiasi, karena meski kali pertama tim ini mengikuti sayembara internasional dan langsung meraih gelar juara. “Harapan saya kami bisa mengikuti sayembara-sayembara lainnya dan tahun depan akan mencoba lagi di perlombaan yang sama,”ujar Antusias. []

Reporter : Nabila Audifa Zain (Arsitektur Lanskap)