Dosen ITERA Dampingi Pengembangan Agroforestry Alpukat Siger

Dosen ITERA Dampingi Pengembangan Agroforestry Alpukat Siger

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Sains Informasi Geospasial berkolaborasi dengan dosen Program Studi Teknik Geomatika melakukan pendampingan pengembangan agroforesty alpukat Siger Sibatu sebagai tanaman unggulan Lokal Lampung.

Keterlibatan tim dosen ITERA menjadi tindaklanjut dari kerja sama ITERA dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS WSS). Tim ITERA dan Kepala BPDAS WSS Idi Bantara M.Sc.,secara langsung meninjau Desa Girimulyo, Lampung Timur, yang menjadi pusat pengembangan agroforestry alpukat siger, akhir pekan lalu.

Kepala BPDAS WSS Idi Bantara M.Sc., menyampaikan, Alpukat Siger Sibatu merupakan jenis alpukat lokal Lampung yang berasal dari Desa Girimulyo, Lampung Timur. Alpukat siger sibatu memiliki sifat unggul yang layak dikembangkan. Produktifitas alpukat ini sangat tinggi dan memiliki bentuk buah yang berbeda dari jenis alpukat lainnya.

Sementara Sekretaris Desa Girimulyo, Sanyoto menyebut, pada usia 3 tahun satu pohon alpukat Siger Sibatu bisa menghasilkan minimal buah sebanyak 70 kg. Hasil ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan pola intensifikasi pertanian. Sanyoto berharap alpukat asli Lampung ini bisa dikenal dan memberi manfaat yang luas hingga nasional.

Kepala Pusat Riset dan Inovasi Sains Informasi Geospasial (SIG) ITERA, M. Ulin Nuha ST. M.Eng, menyebut kolaborasi yang dilakukan antara ITERA dengan BPDAS WSS, adalah dengan upaya mengembangkan tanaman alpukat tersebut secara asri dan berkelanjutan. Pola tanam konvensional yang biasa dilakukan petani hanya menyasar pada sisi ekonomi dan produksi saja, tidak jarang mengesampingkan faktor kelestarian alam.

“Oleh karena itu perlu perencanaan pengelolaan yang baik dan tepat sesuai bentang alamnya,” ujar Ulin Nuha, Rabu, 27 Oktober 2021.

Sementara Sekretaris Prodi Teknik Geomatika ITERA, Agung Mahadi Putra Perdana M.Sc., menjelaskan secara bentang alam Desa Girimulyo sangat unik. Sebagian lahan desa berupa kawasan hutan yang memiliki struktur batuan gamping atau kars.

Secara fungsi kawasan kars memiliki peran penting dalam hidrologi sebagai kawasan serapan air hujan. Selain itu goa-goa alami yang terbentuk menjadi rumah bagi berbagai fauna khususnya kelelawar.
“Potensi kelelawar yang banyak terdapat di Desa Girimulyo ini sebagai hewan yang membantu penyerbukan buah dan pupuk yang berasal dari kotorannya. Berbagai potensi yang dimiliki tersebut harus bisa dikelola dangan hati-hati,” ujar Agung Mahadi.

Oleh karena itu dalam upaya mengawali pengembangan agroforestry ini, maka Purino SIG dan Prodi Teknik Geomatika ITERA yang juga melibatkan dosen, Ilyas S.Si. M.T, Redho Surya Perdana S.T. M.T. mengambil posisi berperan dalam penyusunan informasi geospasial.

Agung menambahkan, penyajian informasi geospasial direncanakan akan dimulai dari survei pemetaan. Pemetaan yang akan dilaksanakan meliputi pengukuran langsung di lapangan dan foto udara. Selain itu tim ITERA akan mendampingi pihak desa dan kelompok tani dalam pemanfaatan peta tersebut.

“Kolaborasi ini merupakan kerja sama awal untuk menarik berbagai pihak dan keilmuan agar turut berkontribusi dalam pengembangan agroforestry tanaman unggulan asli Lampung ini,” pungkas Agung. (Rilis/Humas)