Riset Dosen Teknik Elektro ITERA tentang Sensor Pendeteksi Pestisida Berhasil Publikasi di IEEE Sensors Journal

Riset Dosen Teknik Elektro ITERA tentang Sensor Pendeteksi Pestisida Berhasil Publikasi di IEEE Sensors Journal

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Hasil riset salah satu Dosen Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Teknologi Sumatera (ITERA), Dr. Suratun Nafisah, S.Si, M.Sc., berhasil dipublikasikan di IEEE Sensors Journal yang merupakan jurnal internasional bereputasi Q1 terindeks Web of Since (WoS) dengan impact factor 4.325. Paper berjudul Gold Nanobipyramids as LPSR Sensing Materials for Glyphosate Detection: Surface Density and Aspect Ratio Effect, merupakan hasil kolaborasi antara dosen ITERA dengan dosen ITB, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan Universiti Teknologi Mara, Malaysia.

Dr. Suratun menyampaikan, paper tersebut merupakan lanjutan dari publikasinya terdahulu di jurnal yang sama, yaitu tentang penggunaan nanomaterial Au sebagai material sensor untuk deteksi glyphosate yang merupakan pestisida yang biasa digunakan dalam bidang pertanian. Di paper ini dia lebih menekankan pada pengaruh densitas permukaan dan aspek rasio nanomaterial Au pada performa sensor.

“Temuan ini berguna untuk meningkatkan kinerja sensor LSPR melalui aspek morfologi (kerapatan permukaan dan aspek ratio) material sensor untuk meningkatkan sensitivitas sensor LSPR,” ujar Suratun.

Suratun berharap dengan papernya ini dapat menyumbang pengetahuan baru dalam dunia ilmiah di bidang yang berkaitan. Seperti riset di bidang sensor, nanoparticles, plasmonic materials, dan lainnya.

Suratun berharap dengan papernya ini dapat menyumbang pengetahuan baru dalam dunia ilmiah di bidang yang berkaitan. Seperti riset di bidang sensor, nanoparticles, plasmonic materials, dan lainnya. serta paper tersebut disitasi oleh peneliti-peneliti dari dalam dan luar negeri sebagai sumbangan ilmu pengetahuan.

Sebelum diterima di jurnal IEEE Sensors, Suratun mengaku papernya tersebut sempat ditolak oleh editor karena terdapat kesalahan grammar dalam penulisan yang menggunakan bahasa Inggris. Hingga akhirnya dirinya juga sempat mendapat dukungan dari Dr. Rahmat Sanudin dari UTHM. “Setelah itu kita coba submit kembali di IEEE Sensors Journal dan Alhamdulillah diterima setelah melalui proses peer-review,” ujar Suratun.

Atas pengalama yang dialami, Suratun menekankan bahwa penggunaan Bahasa Inggris dalam menulis juga perlu diperhatikan oleh para dosen dan peneliti. Selain itu, data yang disajikan harus komprehensif dan disajikan dengan baik, diskusinya harus saintifik dan depth serta yang paling penting yaitu harus adanya novelty atau kebaruan.

Reporter : Ahmad Akbari (Teknik Elektro 2022)