Itera Komitmen Dampingi Pasaman Menjadi Kawasan Astro-Ecotourism Kelas Dunia

Itera Komitmen Dampingi Pasaman Menjadi Kawasan Astro-Ecotourism Kelas Dunia

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (Itera) berkomitmen penuh mendampingi Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menjadikan daerahnya sebagai kawasan astro-ecotourism kelas dunia dengan membangun kawasan wisata Geopark Equator. Pasaman, akan dijadikan titik nol Itera membangun dan mengembangkan daerah-daerah di Sumatera, melalui memberdayakan potensi lokal yang dimiliki, dengan pemanfaatan sains dan teknologi.

Hal tersebut disampaikan Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, saat menghadiri Perayaan Titik Kulminasi Matahari dan Hari Meteorologi Dunia, yang diselenggarakan di Kabupaten Pasaman, tepatnya di Kawasan Wisata Equator Bonjol, Sabtu, 23 Maret 2024. Kegiatan tersebut turut dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., yang juga melaunching pembangunan Bagonjong Equatorium, sebagai planetarium pertama di Sumatera, dan pertama di dunia yang dibangun di equator.

Sebagai wujud komitmen Itera mendampingi Pasaman, dalam momen yang sama Rektor Itera membawa tim yang lengkap, mulai dari Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T., seluruh dekan, dan tim dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Teknik Geologi, Biologi, dan Rekayasa Kehutanan. Sehari sebelum perayaan Titik Kulminasi, dosen Itera mengisi seminar Astronomi dan Geologi kepada Kepala Sekolah dan guru-guru se-Kabupaten Pasaman. Selama di Pasaman, tim dosen Biologi dan Rekayasa Kehutanan Itera juga mengkaji potensi sumber daya alam Pasaman.

“Ini menjadi momentum yang tepat bagi Itera dan Pasaman, bertepatan dengan perayaan Titik Kulminasi, Hari Meteorologi Dunia, bulan suci Ramadan, dan sepuluh tahun Itera. Semoga Itera bisa mewujudkan komitmen membangun Sumatera dengan menjadikan Pasaman sebagai titik nolnya,” ujar Rektor.

Pasaman, akan dijadikan titik nol Itera membangun dan mengembangkan daerah-daerah di Sumatera, melalui memberdayakan potensi lokal yang dimiliki, dengan pemanfaatan sains dan teknologi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., dalam kesempatan tersebut menyatakan siap mendukung Pasaman tidak hanya sebagai Astro-ecotourism, tetapi juga edutourism. Menteri Sandiaga menilai, Pasaman memiliki modal yang kuat untuk menjadi daerah tujuan wisata, mulai dari tempat sejarah Tuanku Imam Bonjol, ditambah dengan posisi equator di Bonjol, hingga keanekaragaman kebudayaan, hingga wisata kuliner.

“Perayaan kulminasi Matahari di Pasaman saya harapkan dapat memicu dan meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat,” ujar Sandiaga Uno.

Wisata Minat Khusus

Sementara Bupati Pasaman, Sabar A.S., M.Ag., M.Si., menyampaikan dengan kekayaan alam yang dimiliki Pasaman, dan letak Pasaman yang berada tepat di garis khatulistiwa (equator) mendorong Pasaman membangun konsep wisata minat khusus astroecotourism. Dengan menggandeng Itera, Pasaman yang mengusung tagline Pasaman land of equator juga telah mengembangkan kawasan pariwisata terintegerasi Geopark Equator Pasaman, di  Bonjol, tepatnya di Kawasan Museum Tuanku Imam Bonjol, Pasaman.

“Terima kasih Itera yang memberikan pendampingan dalam keilmuan astronomi hingga geologi. Mudah-mudahan Pasaman sebagai tujuan wisata menjadi komitmen bersama, menghadirkan pariwisata yang berbeda dengan daerah lain,” ujar Bupati Sabar.

Bupati Pasaman juga mengapresiasi kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang hadir langsung untuk memberikan dukungan pengembangan pariwisata Pasaman,

BMKG Pusat juga akan membantu mengusulkan Gorpark Equator yang sedang dibangun di Pasaman menjadi warisan dunia ke Unesco.

Mewakili Gubernur Sumatera Barat, Wakil Gubernur Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN.Eng., menyebut dengan berbagai upaya yang dilakukan Pasaman, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kampus untuk membangun Land of equator, akan meningkatkan minat wisatawan hadir ke Pasaman.

Sebagai bagian peringatan Titik Kulminasi Matahari dan Hari Meteorologi Dunia, turut diselenggarakan talkshow Bedah Langit Khatulistiwa Bonjol untuk Indonesia dan dunia, dengan narasumber perwakilan Kepala BMKG Pusat, Rektor Itera dan tim dosen, Bupati Pasaman, serta Dinas Pariwisata Sumatera Barat.

Kepala BMKG Pusat, diwakili Sekretaris Utama BMKG Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc., mengapresiasi Pasaman yang menjadi lokasi peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-74. “Dengan adanya perayaan ini, dan dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menjadikan Pasaman sebagai daerah wisata yang berwawasan teknologi,” ujar Dwi Budi Sutrisno.

BMKG Pusat juga akan membantu mengusulkan Geopark Equator yang sedang dibangun di Pasaman menjadi warisan dunia ke Unesco. (Humas/Rudiyansyah)