ITERA Kenalkan Pusat Riset Wisata Geopark Global dan Wisata Langit   
[:id]Pusat Riset dan Inovasi Wisata Geopark Global dan Wisata Langit (WG2WL) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan forum group discussion (FGD) bertema Geopark Bertajuk Semesta: Potensi Sumatera sebagai Role Model, 26 Agustus 2020. Foto : Dok. Humas[:]

ITERA Kenalkan Pusat Riset Wisata Geopark Global dan Wisata Langit  

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Wisata Geopark Global dan Wisata Langit (WG2WL) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan forum group discussion (FGD) bertema Geopark Bertajuk Semesta: Potensi Sumatera sebagai Role Model, 26 Agustus 2020. FGD tersebut dilakukan guna memperkenalkan Purino WG2WL kepada Badan pengelola Geopark se-Indonesia dan stakeholder, tentang semangat pengembang inovasi wisata geopark dan astrotourism yang menjadi salah satu bagian peningkatan nilai tambah kawasan warisan dunia di Indonesia, khususnya pada kawasan geopark di Indonesia. Dalam forum tersebut turut dibahas potensi pengembangan wisata geopark dan wisata langit, khususnya di Sumatera, agar sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s 2030).

Kegiatan yang diikuti para anggota Purino WG2WL dan Badan Pengelola Geopark se-Indonesia tersebut diselenggarakan secara dalam jaringan melalui platform zoom. Kegiatan diawali sambutan Kepala Purino WG2WL ITERA Danni Gathot Harbowo, M.T., dan pengarah dari Koordinator Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA Dr. Moedji Raharto.

Kepala Purino WG2WL ITERA Danni Gathot Harbowo, M.T., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Purino tersebut dibentuk untuk mengembangkan potensi pariwisata berbasis geopark dan astrotourism khususnya di Pulau Sumatra dan umumnya di Indonesia. Konsep wisata global geopark yang diinisiasi oleh UNESCO merupakan sebuah konsep kepariwisataan strategis yang kini telah menjadi pandangan baru dalam pengembangan pariwisata nasional yang berkelanjutan. Konsep ini menjadi salah satu konsep wisata yang mampu menyelaraskan alam dengan manusia sebagai pewaris masa depan.

“Berangkat dari hal itulah maka Purino WG2WL ITERA akan menitikfokuskan lingkup penelitian dan kajian kebaharuan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan geopark. Pembentukan Purino tersebut menjadi bentuk apresiasi sivitas akademika ITERA untuk bersama menghadirkan potensi rona indah bentang alam Indonesia, sebagai warisan dunia,” ujar Danni.

“Purino ini akan giat melaksanakan riset dan menumbuhkembangkan inovasi dalam rangka memajukan kawasan geopark di Indonesia yang barang tentu langkah ini didukung oleh para dosen peneliti ITERA dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.”

Danni juga menyebut, sejalan dengan Peraturan Presiden No. 9 tahun 2019 tentang pengembangan taman bumi, semangat konservasi, pendidikan atau edukasi, serta pengembangan nilai ekonomi kerakyatan, turut menjadi gelora Purino WG2WL ITERA untuk hadir, melestarikan keragaman geologi, keragaman hayati, dan ragam budaya masyarakat nusantara.

“Purino ini akan giat melaksanakan riset dan menumbuhkembangkan inovasi dalam rangka memajukan kawasan geopark di Indonesia yang barang tentu langkah ini didukung oleh para dosen peneliti ITERA dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu,” kata Danni.

Sementara, Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA selaku tim advisor Purino WG2WL ITERA dalam pembukaan FGD mengungkapkan bahwa bumi yang kita huni beserta langit angkasa yang menaunginya, sangat layak untuk kita apresiasi, dijaga, lestarikan, dan siap untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya di masa depan.

“Semangat ini tentunya membutuhkan pandangan dan masukan dari para pakar untuk bersama memantapkan langkah dan semangat kami dalam mewujudkan visi tersebut di masa depan. Untuk itu kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan dukungan, pandangan dan masukannya kepada kami,”ujar Prof. Deny.

Potensi Sumatera

Dalam FGD hadir  empat narasumber utama yang berpengalaman dalam pengelolaan geopark, yaitu Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk (KNIU) UNESCO Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd., Kepala Subdirektorat Geologi Mineral Pertambangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Dr. Togu Pardede, ST, MIDS, Staff Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Kawasan Kreatif yang juga dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP/NHI) Bandung Dr. Anang Sutono, MM.Par, CHE. Former, dan Dr. Hakim Luthfi Malasan, M.Sc. Kepala Unit Pelaksana Teknis Observatorium Astronomi ITERA Lampung (UPT OAIL) dengan moderator Rinaldi Ikhram, S.T., M.T. dosen Teknik Geologi ITERA.

Prof. Dr. Arief Rachman mewakili KNIU Kemdikbud mendukung penuh pendirian Purino WG2WL oleh ITERA, yang dibentuk untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada, khususnya di Sumatera. Pengembangan pengelolaan geopark sangat penting dan perlu disertai oleh sinergisitas dari semua pihak seperti badan pengelola, pemerintah daerah, akademisi, pusat riset dan pihak-pihak terkait lainnya dalam mendukung proses revalidasi, sehingga kontribusi UNESCO Global Geopark (UGGp) terhadap pembangunan berkelanjutan dapat terpenuhi.

Sementara Dr. Togu Pardede, ST, MIDS, menyampaikan bahwa pemerintah pusat memiliki banyak program yang tersebar di setiap instansi dan lembaga untuk mendukung pengembangan geopark pada aspek kelengkapan infrastruktur pariwisata, edukasi dan konservasi. “Geopark menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan pada periode 2020-2024. Geopark dapat mengubah mindset pembangunan agar mengurangi perusakan dan lebih kepada konservasi dan pendidikan,” terang Dr. Togu.

Potensi geodiversity dan geosite untuk diajukan k ESDM Pengembangan geopark harus bisa menerapkan kehidupan baru akibat covid-19. Geopark diharapkan dapat menjadi sarana untuk pembangunan berkelanjutan dan menjadi sarana perkembangan pariwisata utama dalam era new normal.

“Geopark menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan pada periode 2020-2024. Geopark dapat mengubah mindset pembangunan agar mengurangi perusakan dan lebih kepada konservasi dan pendidikan.”

Pemaparan narasumber ketiga tidak kalah menarik. Dr. Anang Sutono, MM.Par, CHE. memberikan masukan dengan menyampaikan materi terkait Smart Tourism dengan strategi yang membumi dan dapat diaplikasikan Ekosistem destinasi (people, economy, environment, dan lain sebagainya) harus dibentuk dalam pengembangan destinasi geowisata.

Pemanfaatan teknologi digunakan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat atau local community. Istilah “Smart” hanyalah frame, namun akar budaya Indonesia adalah added value utama, bahwa keberadaan teknologi dan pengembangan pariwisata adalah untuk meningkatkan quality of life secara menyeluruh. Hexa helix yaitu kolaborasi pemerintah-akademisi-bisnis-masyarakat-media-legisator kebijakan sangat perlu dibangun.

Goal akhirnya adalah untuk pembangunan dan pengembangan host. Geopark memiliki porsi besar karena menjadi bukti adanya sustanaibility yang terjaga dengan baik. Tourism is for tourist generation and next generation. Geopark tidak akan dapat maju kalo tidak ada turis, tapi turis harus dididik,” ungka[ Dr. Anang.

Pemateri terakhir, Dr. Hakim Luthfi Malasan, M.Sc. menyampaikan seputar materi atraksi wisata semesta.  Dr. Hakim menyebut, astronomi dulu merupakan hal eksklusif, namun sekarang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Sehingga potensi astronomi sebagai wisata sangat besar di Indonesia yang berada di wilayah garis ekuator. “Budaya Indonesia umumnya sudah mengenal astronomi dan bahkan tidak bisa dipisahkan dari banyak aspek seperti arsitektur, ritual, navigasi, penanda waktu dan lainnya,” ujar Hakim. [Tim Purino WG2WL/ Humas]