Prodi Teknik Sipil dan Purino Infrastruktur Berkelanjutan Kolaborasi Gelar Seminar Online Geoteknik

Prodi Teknik Sipil dan Purino Infrastruktur Berkelanjutan Kolaborasi Gelar Seminar Online Geoteknik

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknik Sipil dan Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Infrastruktur Berkelanjutan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyelenggarakan seminar online perdana bertajuk Pengenalan Purino Infrastruktur Berkelanjutan dan Kuliah Tamu dengan tema Aspek Geoteknik pada Pekerjaan Timbunan di atas Tanah Lunak, Rabu (5/8/2020).

Kegiatan yang diikuti sekitar seribu peserta dan disiarkan melalui sambungan Zoom dan Youtube ini menghadirkan dua narasumber yaitu Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Ahmad Numan, S.T., M.T., dan Ahli Geoteknik Utama Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) sekaligus Dosen Teknik Sipil UPI, Herwan Dermawan, S.T., M.T. Seminar online tersebut dipandu moderator dosen Teknik Sipil ITERA, Erdina Tyagita Utami, S.T., M.T.

Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera (LP3 ITERA), Dr. Eng. Ratna Widyawati dalam sambutan menyampaikan pusat riset dan inovasi di ITERA tidak hanya tempat untuk menghasilkan penelitian yang dibutuhkan Sumatera, tetapi juga diharapkan menjadi tempat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dosen ITERA.

“Ke depannya Purino Infrastruktur Berkelanjutan diharapkan menjadi tempat yang memfasilitasi kolaborasi riset tidak hanya antar dosen ITERA dari Program Studi Teknik Sipil itu sendiri, akan tetapi juga antar dosen dari perguruan tinggi lain baik di tingkat nasional, atau bahkan antar perguruan tinggi internasional,”ujar Dr. Ratna.

“Ke depannya Purino Infrastruktur Berkelanjutan diharapkan menjadi tempat yang memfasilitasi kolaborasi riset tidak hanya antar dosen ITERA dari Program Studi Teknik Sipil itu sendiri, akan tetapi juga antar dosen dari perguruan tinggi lain baik di tingkat nasional, atau bahkan antar perguruan tinggi internasional.”

Dalam sesi kuliah tamu Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Ahmad Numan, S.T., M.T., M.T. menyampaikan bahwa problem keruntuhan timbunan di atas tanah lunak adalah daya dukung yang rendah serta penurunan yang berlebih dan tidak seragam. “Di Pulau Sumatera sendiri cukup banyak memiliki konsistensi tanah lunak dan gambut, namun ini merupakan tantangan sebagai enggineering untuk memberikan solusi untuk konstruksi di area tersebut. Salah satunya dengan menggunakan timbunan ringan mortar busa,” ujar Ahmad.

Ahmad juga menyampaikan material ringan mortar-busa ini memiliki keungggulan yaitu beratnya ringan dengan kekuatan cukup tinggi untuk subgrade dan fondasi perkerasan jalan. Berat isi dan kuat tekan tanah campuran dapat direncanakan sesuai keinginan sehingga dapat mengurangi tekanan lateral tanah pada suatu struktur bagunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan (abutment) fondasi jembatan atau mengurangi berat timbunan.

“Material Ringan Mortar-Busa juga tahan terhadap karakteristik propertis akibat proses kimiawi maupun fisik dan memiliki daya dukung kekuatan selama masa konstruksi pelaksanaanya serta memiliki daya dukung kekuatan yang cukup memadai sebagai pondasi perkerasan jalan,”ujar Ahmad.

Pembangunan Tol Sumatera

Sementara pemateri kedua, Herwan Dermawan, S.T., M.T. sebagai Ahli Geoteknik Utama HATTI menjelaskan Tol Sumatera dibangun pada sisi timur Sumatera karena pada sisi tersebut merupakan koridor ekonomi dan sebagai pusat produksi pertanian dan ketahanan energi.

“Pada Sisi timur Sumatera merupakan titik-titik potensi ekonomi yang menunjang ketahanan nasional, maka dibutuhkan infrastruktur terutama jalan, jembatan, airport¸dan pembangkit listrik. Namun tantangannya adalah bagian sisi timur Sumatera rata rata berdiri diatas tanah lunak, tanah organik/gambut serta tanah pasir lepas. Walaupun pada sisi timur Sumatera aman dari kondisi gempa,” terang Herwan.

Herwan menyebut ada dua metode perbaikan/perkuatan tanah yaitu replacement dan vacuum consolidation method. Replacement adalah Teknik pengantian lapisan tanah lunak yang kompresibel  diganti  dengan tanah yang bergradasi baik, dilakukan pengantian sebagian atau seluruhnya sesuai ketinggian tanah lunak. Cara ini bertujuan untuk memperbaiki stabilitas dan daya dukung tanah pondasi serta mengurangi besarnya penurunan akibat konsolidasi. Sedangkan Vacuum Consolidation Method adalah Teknik penggunaan tekanan atmosfir sebagai beban surcharge (tambahan) sementara. Prinsipnya diperkenalkan pertama kali oleh Kjellman (Royal Swedish Geotechnical Institute, 1952) untuk perbaikan tanah pada tanah butir halus. [Humas]