Sampaikan Pidato di Wisuda ke-10 ITERA Kepala BRIN Dorong Budaya Riset dan Inovasi

Sampaikan Pidato di Wisuda ke-10 ITERA Kepala BRIN Dorong Budaya Riset dan Inovasi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Dr. Laksana Tri Handoko turut menyampaikan pidato dalam Sidang Terbuka Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Priode ke-10, Sabtu, 26 Maret 2022. Dalam pidato secara dalam jaringan, selain menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan ITERA yang disebut akan memasuki dunia baru yakni dunia karier dan profesional, Kepala BRIN juga menekankan pentingnya membangun semangat budaya riset dan inovasi.

Di awal pidatonya, Dr. Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa BRIN telah dibentuk sejak April 2021, dan saat ini telah menyelesaikan integrasi dengan seluruh lembaga penelitian di Indonesia. Dengan adanya integrasi tersebut BRIN semakin mampu mengkonsolidasikan berbagai sumberdaya yang dapat mendukung aktivitas riset dan inovasi yang ada di Indonesia.

Sumber daya tersebut, baik sumber daya manusia, sumber daya infrastruktur, hingga anggaran riset. Dengan konsolidasi ini, BRIN akan dapat mendukung kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan berbagai pihak, termasuk oleh dosen, hingga mahasiswa di perguruan tinggi seperti ITERA.

“Kami mengundang para akademisi dan mahasiswa di ITERA, untuk berbondong-bondong mengikuti berbagai skema yang dibuka di BRIN, baik skema pengembangan SDM talenta riset dan inovasi nasional, atau berbagai fasilitas pendanaan riset,” ujar Laksana Tri Handoko.

Berbagai kegiatan lain juga dapat dilakukan dengan dukungan BRIN seperti uji klinis, ekspedisi, akuisisi pengetahuan lokal, dan pengujian produk inovasi pertanian dan kesehatan yang dapat diakses melakui laman pendanaan-risnov.brin.go.id.

Segala proposal pengajuan riset dan inovasi dapat dikirimkan secara daring, dan dibuka sepanjang tahun, dengan sleksi dilakukan secara berkala. Dengan proses sederhana dan berbasis online tersebut, menurut Laksana Tri andoko, diharapkan para periset, baik akademisi maupun non akademisi dapat mengakses dan melakukan aktivitas riset untuk merealisasikan kreativitas yang dimiliki.

“Siapa saja bisa menjadi periset, Periset tidak harus akademisi, akan tetapi akademisi itu harus menjadi periset,” diapa saja baik siswa, mahasiwa, dan semua profesi bisa melakukan riset. Sebab riset adalah aktivitas generic yang berbasis pada kreativitas personal.” Ujar Laksana. (Humas)