Mahasiswa ITERA Gagas Ambulance Drone untuk Kurangi Korban Jiwa Kecelakaan di Tol

Mahasiswa ITERA Gagas Ambulance Drone untuk Kurangi Korban Jiwa Kecelakaan di Tol

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berhasil lolos seleksi nasional Program Kreativitas Mahasiswa bidang Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) tahun 2023. Tim ITERA yang lolos terdiri dari lima mahasiswa dari dua prgram studi, yaitu Akbar Widiancoko, Safira Dinda Rifana, Agnesia Putri Maharani, dan Osland First purba dari Program Studi Teknik Biomedis, dan Nauval Abi Sopian dari Program Studi Teknik Fisika.

Tim mahasiswa ITERA lolos seleksi, setelah menawarkan gagasan inovasi ambulance berbasis auto drone dengan judul “Inovasi Auto Drone Ambulance Berbasis Geolocation Guna Mengurangi Angka Kematian Pasca Kecelakaan di Tol”. Inovasi ini dirancang untuk mempercepat waktu evakuasi korban kecelakaan di jalan tol.

Akbar, salah satu anggota tim, mengatakan bahwa kecelakaan di jalan tol merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO), kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kedelapan bertambahnya angka kematian pada tahun 2013. Diperkirakan di tahun 2030, kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kelima bertambahnya angka kematian.

“Keterlambatan memberikan bantuan medis kepada korban kecelakaan di jalan tol dapat menjadi penyebab kematian. Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan tersebut adalah lokasi kecelakaan yang sulit dijangkau dengan ambulan konvensional,” ujar Akbar.

Inovasi auto drone ambulance berbasis geolocation ini merupakan salah satu inovasi yang berpotensi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dalam penanganan kecelakaan di jalan tol.

Lebih lanjut, Akbar menjabarkan, inovasi auto drone ambulance berbasis geolocation ini menggunakan teknologi drone untuk mendeteksi lokasi kecelakaan dan mengevakuasi korban. Drone ambulance dilengkapi dengan sistem deteksi visual yang terintegrasi dengan artificial intelligence (AI). Sistem ini dapat mendeteksi korban kecelakaan secara otomatis dan akurat, bahkan dalam kondisi gelap atau hujan.

Akbar mengatakan, timnya telah melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut terkait sistem drone ambulance. Timnya juga berencana untuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk mendukung implementasi inovasi ini. “Kami berharap inovasi ini dapat diimplementasikan secara luas di Indonesia untuk mengurangi angka kematian pasca kecelakaan di jalan tol,” kata Akbar.

Inovasi auto drone ambulance berbasis geolocation ini merupakan salah satu inovasi yang berpotensi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dalam penanganan kecelakaan di jalan tol. (Rilis/Rudiyansyah)