Kuliah Tamu Prodi Sains Lingkungan Kelautan ITERA Hadirkan Ahli Metabarcoding e-DNA Université de Montpellier Prancis

Kuliah Tamu Prodi Sains Lingkungan Kelautan ITERA Hadirkan Ahli Metabarcoding e-DNA Université de Montpellier Prancis

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Fakultas Sains ITERA menggelar kuliah tamu dengan tema “First Results and Perspectives of Environmental DNA (eDNA) Metabarcoding to Assess Indonesia’s Marine Biodiversity”, Kamis, 2 November 2023 di Gedung F, F102. Kuliah tamu ini diselenggarakan oleh Fakultas Sains, melalui Program Studi Sains Lingkungan Kelautan dan Program Studi Biologi, sebagai bagian dari upaya Fakultas Sains ITERA untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kelautan.

Kuliah tamu ini menghadirkan Régis Hocdé, seorang ahli dari Université De Montpellier, France, yang juga merupakan salah satu peneliti di Sentinel Laboratory of the Indonesian Marine biodiversiTy ‐ International Joint Laboratory (Selamat IJL). Selamat IJL adalah sebuah laboratorium bersama antara Indonesia dan Prancis yang berfokus pada penelitian keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Dalam kuliah tamu ini, Hocdé memperkenalkan metode Environmental DNA (eDNA) Metabarcoding, sebuah teknik baru untuk mengidentifikasi biota laut dengan menggunakan sampel DNA yang diperoleh dari lingkungan. Metode ini dapat mendeteksi berbagai spesies biota laut, mulai dari ikan, karang, mamalia laut, hingga biota laut mikroskopis, dengan menggunakan beberapa primer DNA yang spesifik untuk setiap kelompok biota. Metode ini juga dapat memberikan informasi tentang struktur dan fungsi ekosistem, dinamika populasi, perubahan kawasan, dan aplikasi lainnya.

Hocdé menjelaskan bahwa metode eDNA memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional, seperti pengamatan langsung, pengambilan sampel biota, atau analisis molekuler. Metode eDNA lebih cepat, mudah, murah, dan tidak merusak lingkungan. Metode ini juga dapat mengatasi masalah keterbatasan data dan kurangnya ahli taksonomi di Indonesia.

Hocdé menjelaskan bahwa metode eDNA memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional, seperti pengamatan langsung, pengambilan sampel biota, atau analisis molekuler. Metode eDNA lebih cepat, mudah, murah, dan tidak merusak lingkungan.

Namun, metode eDNA juga memiliki beberapa tantangan, seperti biaya analisis yang masih tinggi, risiko kontaminasi, dan ketidakpastian hasil. Hocdé menyarankan agar peneliti menggunakan instrumen yang berkualitas, mengikuti protokol yang ketat, dan melakukan validasi data dengan metode lain. Hocdé juga mengharapkan adanya kerjasama antara peneliti, pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan metode eDNA di Indonesia.

“Kuliah tamu ini merupakan salah satu bentuk komitmen Fakultas Sains ITERA untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kelautan, yang merupakan salah satu aset penting bagi bangsa Indonesia,” ujar Koordinator Prodi Sains Lingkungan Kelautan, Dr. Mezzan.

Kuliah tamu ini mendapat sambutan yang baik dari peserta, baik yang hadir secara luring maupun daring. Peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan praktisi di bidang kelautan. Mereka antusias mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan Hocdé tentang metode eDNA dan implikasinya dalam penelitian biota laut Indonesia. Kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para peserta untuk terus belajar dan berkontribusi dalam pengelolaan keanekaragaman hayati laut Indonesia. (Rilis/Humas)