Kisah Perjuangan CEO Wardah Inspirasi Mahasiswa ITERA

Kisah Perjuangan CEO Wardah Inspirasi Mahasiswa ITERA

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Kisah perjuangan Dr.(HC) Dra. Nurhayati Subakat, Apt, Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation yang menaungi brand produk kosmetik Wardah menginspirasi mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Nurhayati merintis usaha kosmetik dari rumahnya. Hingga saat ini berkembang menjadi perusahaan industri kosmetik terbesar di Indonesia, dengan 12.000 karwayan.

Kisah Nurhayati Subakat dibagikan lewat sebuah studium generale bertajuk Inspiring Talk Bersama Nurhayati Subakat, di Aula Gedung Kuliha Umum ITERA, Rabu (18/12/2019). Ratusan mahasiswa memenuhi Aula, antusias menyimak setiap kisah yang dibagikan wanita pertama peraih gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Nurhayati merupakan alumni Farmasi ITB yang lulus pada tahun 1975 dengan predikat lulusan terbaik. Meski lulusan terbaik, Nurhayati mengaku tidak mudah dalam mendapatkan pekerjaan. “Saya berkali-kali ditolak saat melamar kerja. Saya juga pernah bercita-cita menjadi dosen namun ditolak. Mungkin apa yang kita inginkan belum tentu kemauan Allah SWT, tugas kita adalah terus berusaha dan terus berdoa,”ujar Nurhayati.

Akhirnya Nurhayati bekerja di salah satu perusahaan kosmetik multinasional. Meski sudah mendapatkan penghasilan lebih dari cukup, Nurhayati memilih keluar dan merintis usaha kosmetik skala home industry. “Saat itu saya berkeinginan membuat produk kosmetik yang kualitasnya bagus tetapi harganya murah,”ujar Nurhayati.

“Saya berkali-kali ditolak saat melamar kerja. Saya juga pernah bercita-cita menjadi dosen namun ditolak. Mungkin apa yang kita inginkan belum tentu kemauan Allah SWT, tugas kita adalah terus berusaha dan terus berdoa.”

Akhirnya pada 1985 Nurhayati mendirikan PT Pusaka Tradisi, dengan brand pertama Putri yang merupakan produk haircare untuk profesional salon.

Jatuh Bangun Merintis Usaha

Meski produk kosmetiknya diterima oleh pasar dan terus berkembang, bukan berarti Nurhayati tidak pernah mengalami masa sulit dalam merintis usaha. Pada 1990 Ia mendapatkan musibah. Pabrik kosmetiknya mengalami kebakaran, dan harus menanggung hutang.

“Meski sulit, saat itu saya yakin dengan apa yang orang tua saya selalu sampaikan bahwa di balik kesusahan pasti akan ada kemudahan, saya tetap melanjutkan usaha,” tutur Nurhayati. Hingga akhirnya perusahaannya berkembang, seperti saat ini yang mampu mempekerjakan hingga 12.000 karyawan.

Nurhayati menyampaikan, salah satu kunci keberhasilan yang ia dapat adalah kolaborasi antara generasi muda dan tua, dengan terus menghasilkan inovasi. Saat ini PT Pusaka Tradisi yang bertranfrmasi menjadi PT Paragon Paragon Technology and Innovation dengan karyawan yang didominasi anak muda ini mampu menghasilkan produk kosmetik dalam beberapa merek seperti Wardah, MAKE Over, dan Emina.

Dalam membangun sebuah perusahaan, dirinya tidak hanya mengejar keuntungan semata, akan tetapi juga membangun manusia. Ada enam nilai utama yang diterapkan di perusahaannya yaitu ketuhanan, keteladanaan, kekeluargaan, tanggungjawab,fokus pada pelanggan dan inovasi. “Saya ingin nilai-nilai ini bisa terus dipelajari dan dijalankan sehingga akan menjadi budaya, dan lama-lama menjadi karakter diri,” ujar Nurhayati.

Kunci penting keberhasilan yang juga selalu Nurhayati lakukan adalah berdoa, dan selalu peduli dengan orang lain. Sebab, dengan kepedulianlah seseorang dapat senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan berbahagia.“Jadi saya selalu ingin berbagi ilmu. Jika semua orang peduli dengan orang lain, dunia ini akan aman. Sehingga kepedulian kepada orang lain harus dilatih dari sekarang.” Ujar Nurhayati.

Kepada mahasiswa ITERA, Nurhayati juga meminta agar sebagai generasi milenial mahasiswa bisa menjadi pribadi yang tangguh, dan disiplin. Ia mencontohkan, bahwa dirinya memang sudah dilatih disiplin sejak kecil di lingkungan keluarganya.“Sejak kuliah saya memang tidak pernah terlambat, dan selalu datang lebih awal. Seperti saat akan ke ITERA, meski jadwal pesawat jam 7, jam 5 saya sudah di Bandara, meski jaraknya dekat,” ujar Nurhayati.

Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, M.Sc., Ph.D., dalam pembukaan studium generale menyampaikan, mahasiswa ITERA perlu belajar dari kisah dan perjuangan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation untuk lebih semangat dalam menuntut ilmu dan merintis usaha yang akhirnya mampu mempekerjakan ribuan karyawan.

Rektor juga menyebut, ITERA akan mendirikan Program Studi Teknologi Kosmetik, sebagai bentuk respon ITERA dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) ahli dalam bidang industri komsetik yang kini menjadi industri andalan di Indonesia. [Humas]