ITERA dan BSI Sosialisasi Program Wakaf IPTEK untuk Kemandirian Bangsa

ITERA dan BSI Sosialisasi Program Wakaf IPTEK untuk Kemandirian Bangsa

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bersama Bank Syarian Indonesia (BSI) melakukan webinar Sosilisasi Program Wakaf IPTEK ITERA, Jumat, 14 April 2023. Wakaf IPTEK ITERA menjadi harapan baru untuk mendorong kemandirian bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), melalui pelibatan masyarakat luas.

Pengenalan program Wakaf IPTEK ITERA yang bekerjasama dengan BSI, dan Yayasan BSI Maslahat, dan telah diluncurkan sejak sebulan lalu tersebut, diisi oleh perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Dr. Nurul Huda, SE, MM, M.Si., dan Rektor ITERA Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha.

Perwakilan BWI, Prof. Dr. Nurul Huda, SE, MM, M.Si., menyebut, sejak 2018 – 2022, Indonesia masih diperingkat pertama negara paling dermawan. Selain itu, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, menjadi peluang besar Indonesia untuk menghimpun dana wakaf. Namun, Prof. Nurul Huda menekankan, perlu literasi wakaf yang lebih modern dan menyeluruh kepada masyarakat. Sebab, selama ini wakaf masih identik dengan 3M yaitu, masjid, makam, dan madrasah.

Prof. Nurul Huda menyampaikan lima hal yang perlu dibangun dalam wakaf, yaitu membangun kepercayaan publik, meningkatkan kapasitas profesionalitas dan militansi nadzir, literasi dan edukasi seputar wakaf, harmonisasi kelembagaan dan aspek hukum perwakafan, kemudahan, kepraktikan, dan inovasi produk wakaf. Inilah yang diharapkan masyarakat dalam produk wakaf saat ini. “Wakafa yang selama ini dinilai tradisional, perlu dialihkan menjadi yang lebih modern, terlebih potensi wakaf saat ini adalah kaum milenial,” ujar Prof. Nurul Huda.

Prof. Nurul Huda menekankan, perlu literasi wakaf yang lebih modern dan menyeluruh kepada masyarakat. Sebab, selama ini wakaf masih identik dengan 3M yaitu, masjid, makam, dan madrasah

Sehingga sosialisasi dapat dilakukan di luar ceramah, pengajian khutbah, tetapi melalui seminar internasional, webinar dan melalui media sosial seperti facebook, youtube, twitter, instagram, dan lainnya.

Sementara Rektor ITERA dalam kesempatan tersebut kembali mengenalkan ITERA sebagai perguruan tinggi di bidang teknik yang dibina oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) berlokasi di Provinsi Lampung. Meski tergolong PTN baru, saat ini ITERA telah berkembang pesat dengan memiliki sekitar 20.000 mahasiswa, dengan 531 dosen, dan 391 tenaga kependidikan, memiliki 41 program studi, serta berbagai pusat kepakaran.

Program Wakaf IPTEK ITERA yang dilaksanakan atas kerja sama dengan BSI menjadi upaya ITERA memberikan kontribusi untuk kemandirian IPTEK di Indonesia. Sebab, Rektor menyebut, bangsa Indonesia meski telah merdeka, namun masih  belum mandiri dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sebagian besar teknologi yang digunakanpun masih berasal dari luar. Data menguatkan pernyataan tersebut, paten asing yang didaftarkan di Indonesia tiap tahunnya sangat jauh dibandingkan paten yang dihasilkan bangsa kita sendiri.

Untuk itu, melalui program Wakaf IPTEK ITERA diharapkan memberikan semangat baru, untuk mendorong kemandirian IPTEK Indonesia, melalui partisipasi dan dukungan masyarakat.

Dalam pengantarnya, GH Islamic Ecosystem Solution BSI, Muhammad Syukron Habiby, menyebut, setelah proses marger BSI semakin mendapatkan kepercayaan masyarakat. Saat ini BSI menempati peringkat ke-6 dari sisi aset dan penghimpun dana dari pihak ke tiga. “Ini menjadi kondisi yang baik dan menguntungkan, karena ibarat kapal yang berlayar, maka kalau kapal kecil hanya menjangkau antar pulau, kalau semakin besar BSI bisa berlayar jauh ke seberang samudera,” ujar Habiby.

Saat ini, BSI juga menjadi koorporasi yang menyalurkan zakat terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 173 miliar. Habiby mengapresiasi kerja Wakaf IPTEK ITERA yang digagas ITERA dan bekerjasama dengan BSI. “Kerja sama Wakaf menjadi ide baru yang perlu diapresiasi, dan menjadi model yang dapat dicontoh kampus – kampus lain di indonesia,” ujar Habibiy. (Humas)