Gagas Penyaring Air Berkarat dari Bambu dan Kulit Pisang Mahasiswa ITERA Raih Medali Perunggu

Gagas Penyaring Air Berkarat dari Bambu dan Kulit Pisang Mahasiswa ITERA Raih Medali Perunggu

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berhasil meraih mendali perunggu dalam ajang Southeast Asia Paper Competition MARS#9 yang diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam ajang ini tim ITERA diwakili oleh Ester Fitria Sari Allagan mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan 2021, Muhammad Abi Hanif (Matematika 2021), dan Anisa Rahmawati (Kimia 2021).

Mereka berhasil membawa pulang medali perunggu usai mengusung karya tulis berjudul “Banana’s Filtering Combination of Bamboo and Kepok Banana Peel (Musaacuminata) as a Simple Rusty Water Filter” atau kajian tentang kombinasi bambu dan kulit pisang kepok (Musaacuminata) sebagai alat filtrasi air berkarat sederhana. Dalam penyusunan karya, mahasiswa dibimbing oleh dosen Program Studi Kimia, Demi Dama Yanti, S.Si., M.Si.

Ester Fitria Sari Allagan, salah satu mahasiswa menyampaikan, latar belakang timnya mengangkat tema tersebut adalah meski sebagai daerah yang berlimpah akan sumber daya air, Provinsi Lampung masih menghadapi adanya permasalahan pencemaran air konsumsi.Air berkarat merupakan salah satu contoh air yang mengalami kerusakan akibat pencemaran. Air berkarat umumnya berada di daerah permukiman penduduk, sehingga apabila dipakai secara berkala dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi masyarakat.

Lebih lanjut, Ester menjelaskan, pembuatan karya tulis ini didasari dari langka nya air bersih daerah Lampung terutama pada daerah Tulang Bawang, Mesuji, Lampung Timur, Way Kanan, dan Pesisir Barat, yang memiliki kondisi ketersediaan air bersih cukup memprihatinkan.

Ester menjelaskan, pembuatan karya tulis ini didasari dari langka nya air bersih daerah Lampung terutama pada daerah Tulang Bawang, Mesuji, Lampung Timur, Way Kanan, dan Pesisir Barat, yang memiliki kondisi ketersediaan air bersih cukup memprihatinkan

“Perlu adanya inisiatif dari kelangkaan air bersih, sehingga tercipta alat kombinasi bambu dan kulit pisang kepok sebagai filter air karat sederhana agar air berkarat ini dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat setempat,” ujar Ester.

Alat ini menggunakan bambu sebagai bahan utama dan kulit pisang kepok sebagai penyaring air berkarat, dan penetralisir kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang terdapat di dalam air karat.

Sebagai tahap lanjutan, alat yang dapat dibuat dengan mudah ini dapat diletakkan langsung pada rumah warga sebagai filtering sederhana. Ester berharap, semoga kedepannya mahasiswa ITERA dapat terus menemukan inovasi baru dan dapat memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat dengan inovasi-inovasi yang berkelanjutan. (Humas)