UPT OAIL Gelar Kolokium Usut Ultra Massive Neutron Star

UPT OAIL Gelar Kolokium Usut Ultra Massive Neutron Star

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) melaksanakan Kolokium mengusut tentang Ultra Massive Neutron Star Ultra Massive Neutron Star beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan peserta mulai dari kalangan mahasiswa hingga umum yang disiarkan melalui kanal Zoom dan YouTube OAIL ITERA.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. Anto Sulaksono, S. Si. dari Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia dan dipandu oleh Alka Budi Wahidi, M.Si., selaku dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan.

Dalam kesempatannya Dr. Hakim L. Malasan, M. Sc., selaku Kepala OAIL menyampaikan bahwa dengan adanya sumber daya manusia yang mendukung mengenai riset interest yang luas, diharapkan OAIL inilah yang bisa menjadi playground untuk pengembangan astronomi bukan hanya dalam konteks menghilirkan astronomi ke  publik tetapi juga di tataran sains itu sendiri.

“Kolokium kali ini intinya membicarakan perdebatan yang masih terbuka mengenai batas massa antara   Bintang Neutron dengan Black Hole”. tutur Dr. Hakim

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Anto Sulaksono, S.Si., menyampaikan bahwa hasil observasi sinyal gelombang gravitasi yang dideteksi LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) dari bersatunya dua buah objek kompak yang merupakan bintang mati bermassa 23 dan 2,6 kali massa matahari menimbulkan banyak tanda tanya. Karena dari massanya, objek pertama jelas terklasifikasi sebagai lubang hitam, namun objek kedua tidak terlalu jelas apakah lubang hitam atau bintang neutron yang sangat berat (ultra-massive).

Prof. Dr. Anto Sulaksono, S.Si., juga menjelaskan teori gravitasi EiBI yang merupakan salah satu modifikasi penting dalam teori gravitasi Einsten karena mencoba menghindari permasalahan singularitas pada saat “bigbang” yang diprediksi oleh teori gravitasi Einstein.  Prof. Dr. Anto Sulaksono, S.Si., juga menjelaskan bahwa modifikasi tersebut juga akan mempengaruhi prediksi properti dari objek kompak seperti bintang neutron, sehingga perlu diuji dengan hasil observasi.

“Hasil dari perhitungan menunjukan bahwa objek 2,6 kali massa matahari tersebut bukanlah Bintang Neutron yang berotasi lambat meski kedua modifikasi tersebut diperhitungkan”, jelas Prof. Anto dalam paparannya.

Diakhir Dr. Hakim L. Malasan, M. Sc.  selaku Kepala UPT OAIL berharap mahasiswa Sains Atmosfer dan Keplanetan khususnya dan ITERA umumnya, memiliki wawasan yang tak terhingga dalam mempelajari alam semesta.

(Rilis/Humas)