TIP ITERA Bahas Strategi Ketahanan Gula Nasional dalam Era Globalisasi dan Industri 4.0

TIP ITERA Bahas Strategi Ketahanan Gula Nasional dalam Era Globalisasi dan Industri 4.0

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menggelar Studium Generale pada Senin 24 Oktober 2022 secara daring melalui video telekonferensi. Gelaran kuliah umum tersebut mengundang professional dan pakar Ir. Kunthi Widhyasih, S.T., M.T., IPM dari LPP AGRO Nusantara dan Kiki Kirana, S.T. dari PT. Sugar Labinta.

Sekretaris Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Dr. Jabosar Ronggur H. Panjaitan, S.T., M.T mengungkapkan dalam sambutannya bahwa stadium generale  tersebut merupakan kegiatan yang bersifat wajib dan bermamfaat dalam membuka perspektif baru bagi para mahasiswa yang nantinya akan menggunakan ilmunya di dunia kerja.

“Kegiatan SG ini penting, apalagi membahas tentang pangan local yaitu Gula, diharapkan mahasiswa dapat meyerap ilmu dari narasumber”, ujar Dr Jabosar.

Dalam pemaparannya Ir Kunthi  menyampaikan apabila negara dalam kondisi resesi, permasalahan pasokan gula di Indonesia dapat dipecah menjadi beberapa bagian. Untuk menyelesaikan permasahalan tersebut memerlukan kontribusi semua pihak termasuk petani, mahasiswa dan pemerintah. Lebih lanjut Ir Kunthi mengatakan akan terjadi krisis pada tahun 2023, dan semua disebabkan oleh inflasi, Indonesia harus mencari cara pemenuhan kebutuhan terutama dari sumber local. Gula sangat cocok tumbuh di Indonesia, namun terdapat beberapa permasalahan.

“Salah satu permasalah untama adalah ketersediaan bahan baku, luas area dan produktifitas rendah, aplikasi teknologi dan utilitas rendah, pendanaan dan kesiapan SDM”, pungkas Ir Kunthi..

Pada kesempatannya Kiki Kirana, S.T menjelaskan bahwa saat ini terjadi lonjakan kebutuhan gula nasional. Lengkapnya, pada tahun 2021 kebutuhan gula Nasional adalah sebesar 2.35 juta ton, sedangkan pada tahun 2022 terjadi peningkatan mencapai 6.48 juta ton yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga seiring bertambahnya jumlah penduduk dan tumbuhnya industri makanan. Kiki Kirana juga mengatakan terdapat beberapa strategi untuk perubahan dalam rangka ketahanan gula nasional seperti penambahan luas lahan tebu, meningkatkan produktifitas tebu, memperbanyak riset pengembangan tebu, revitaslisasi pabrik gula tua, membangun pabrik gula baru dengan adaptasi smart factory dan selalu perbaiki pola kemitraan dengan petani.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan gula nasional. Bagaimana keadaan gula nasional apakah kritis dan perlu langkah cepat untuk mencarikan solusinya. Pengetahuan akan keadaan ketahanan gula nasioanl dapat menggerakan SDM terutama mahasiswa untuk siap masuk dan berinovasi pada area gula nasional.