Tim Dosen Teknologi Industri Pertanian ITERA Edukasi Kelompok Usaha Pengolah Ikan Pulau Pasaran Tentang Bisnis Berkelanjutan

Tim Dosen Teknologi Industri Pertanian ITERA Edukasi Kelompok Usaha Pengolah Ikan Pulau Pasaran Tentang Bisnis Berkelanjutan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

Tim dosen bersama mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memberikan edukasi terkait konsep sustainable business atau bisnis berkelanjutan pada kelompok usaha pengolah ikan di Pulau Pasaran, Bandar Lampung. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini diikuti oleh masyarakat Pulau Pasaran yang terdiri dari kelompok pelaku usaha dan pengolah ikan teri serta kelompok ibu rumah tangga yang bermukim di Pulau Pasaran.

Kegiatan PkM yang telah dilaksanakan ini merupakan bagian dari Program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh LPPM ITERA tahun 2023. Melalui kegiatan PkM ini diharapkan pelaku usaha, pengolah ikan, serta ibu rumah tangga di Pulau Pasaran mengetahui konsep zero waste dan urgensi dari sustainability dalam melakukan usaha.

Ketua pelaksana kegiatan pengabdian, Wilda Harlia Devita, S.TP., M.Si., menjelaskan kegiatan PkM ini diawali dengan melakukan survei pada Februari hingga kegiatan edukasi ini selesai dilaksanakan pada November. Rangkaian pelaksanaan kegiatan melibatkan dosen dari Prodi Teknologi Industri Pertanian, diantaranya Teny Sylvia, S.TP., M.Sc., Deni Subara, S.Si., M.T., Ph.D., Noveliska Br Sembiring, S.TP., M.Sc., Eka Nur’azmi Yunira, S.T.P., M.Si., dan beberapa mahasiswa.

“Kami melakukan survei untuk identifikasi masalah yang dinilai perlu ditindaklanjuti, yaitu ditemukannya praktik pembuangan limbah cair perebusan ikan teri yang berpotensi menimbulkan pencemaran air sehingga menurunkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat”, ujar Wilda.

Wilda menambahkan hingga saat ini masyarakat di Pulau Pasaran diketahui melakukan praktik pembuangan limbah cair perebusan ikan teri ke lingkungan perairan Pulau Pasaran. Masyarakat setempat masih belum dapat memanfaatkan limbah air perebusan ikan secara maksimal.

Wilda menambahkan hingga saat ini masyarakat di Pulau Pasaran diketahui melakukan praktik pembuangan limbah cair perebusan ikan teri ke lingkungan perairan Pulau Pasaran. Masyarakat setempat masih belum dapat memanfaatkan limbah air perebusan ikan secara maksimal. Selain itu masyarakat di Pulau Pasaran masih belum mengenal konsep zero waste dan urgensi dari sustainability dalam melakukan usaha. Berdasarkan kondisi tersebut dapat dinilai bahwa perlu dilakukan pemberdayaan terhadap masyarakat yaitu salah satunya dengan meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan yang dibutuhkan (softskill dan hardskill) agar mampu mengembangkan usaha/bisnis yang berkelanjutan dengan berbasis lingkungan.

“Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola dan memanfaatkan limbah dalam kegiatan usaha menjadi faktor tidak optimalnya pemanfaatan limbah dan pengelolaan lingkungan, maka diperlukan upaya dalam mengelola dan memanfaatkan limbah sehingga mengenal konsep zero waste dan urgensi dari sustainability dalam bisnis di masyarakat Pulau Pasaran”, ujar Wilda.

Aparatur Pulau Pasaran, Said bersama dengan Ketua Kelompok Pengolah Ikan, Toto Heriyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dengan harapan kedepannya dapat dilakukan kegiatan lanjutan selain pengabdian yaitu penelitian yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat di Pulau Pasaran. (Rilis/Humas)