Tim Dosen ITERA Lakukan Survei dan Rancang Pelatihan Pengolahan Sampah di Pulau Pahawang

Tim Dosen ITERA Lakukan Survei dan Rancang Pelatihan Pengolahan Sampah di Pulau Pahawang

Print Friendly, PDF & Email

ITERANEWS. Tim dosen dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) baru-baru ini mengadakan survei di Desa Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran pada 10 September 2024 sebagai bagian dari inisiatif untuk mengoptimalkan penggunaan alat pengolah sampah yang diperoleh desa melalui hibah pemerintah pada Mei lalu. Tim ini terdiri dari Nurul Adhha, S.S.I., M.A., Harmiansyah, S.T., M.T., Novriadi, M.Si., Ahmad Gus Fahmi, M.Si., Dr. Ikah N. P. Permanasari, M.Si., Muhammad Asril, S.Si., M.Si., Rahmattullah Harianja, ST.Par., MM.Par., dan mahasiswa prodi biologi, Alfon Samuel Hutapea.

Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengoperasikan alat pengolah sampah yang mencakup alat pencacah plastik, pelebur plastik, dan cetakan paving block. Meskipun alat-alat tersebut dalam kondisi baik, beberapa kendala utama telah diidentifikasi:

  1. Kapasitas Daya Listrik: Alat pelebur plastik memerlukan daya listrik yang tinggi, sementara kapasitas listrik di desa belum memadai. Meskipun daya listrik telah ditingkatkan menjadi 2500 watt, alat ini belum diuji secara optimal.
  2. Kemampuan Operasional Masyarakat: Masyarakat setempat masih kurang pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasikan alat pengolah sampah, sehingga alat tersebut belum dimanfaatkan secara efektif.
  3. Kendala Teknis pada Alat: Dalam pengolahan sampah plastik menjadi paving block, terdapat alat pengepres yang penting untuk menghilangkan rongga udara dalam paving block. Penggunaan alat ini belum maksimal karena kurangnya pemahaman teknis.

Dalam menanggapi tantangan ini, tim Itera merekomendasikan beberapa langkah strategis. Mereka akan mengadakan sosialisasi tentang jenis-jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang menjadi paving block dan menyelenggarakan pelatihan penggunaan alat untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar masyarakat dapat secara mandiri mengolah sampah plastik dan membentuk “Gerakan Bank Sampah Pulau Pahawang” menuju pencapaian zero plastik.

Kepala Desa Pulau Pahawang, Ahmad Salim, menambahkan bahwa peningkatan kapasitas listrik adalah langkah awal yang penting. “Masalah kapasitas listrik telah diatasi dengan meningkatkan daya menjadi 2500 watt, meski alat ini masih belum diuji secara optimal,” ujarnya.

Selain itu, tim juga mencatat perlunya penanganan emisi gas dioksin yang dihasilkan oleh alat tersebut.

“Kami akan mengusulkan modifikasi cerobong agar gas dioksin bisa diarahkan ke bak air untuk mengurangi dampak pencemaran udara,” jelas Harmiansyah, pemimpin tim teknis.

Program pelatihan yang digagas oleh tim Itera ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendukung keberlanjutan ekowisata di Desa Pahawang. Novriadi dari tim Itera menegaskan, “Alat ini tidak hanya membantu pengelolaan sampah, tapi juga bisa menjadi sumber pendapatan baru jika diolah dengan baik.”

Pelatihan ini akan segera dilaksanakan melibatkan perangkat desa dan masyarakat setempat. Ini merupakan langkah awal dari program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan mendukung potensi ekowisata.