ITERA NEWS — Institut Teknologi Sumatera (Itera) meluncurkan Program Bina Desa di Desa Baru Ranji, Merbau Mataram, Lampung Selatan, dengan fokus utama pada pencegahan stunting melalui edukasi dan inovasi teknologi. Program yang berlangsung dari November 2024 hingga Januari 2025 ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik mahasiswa Itera dan dirancang untuk mendukung pembangunan masyarakat desa secara berkelanjutan.
Dalam program ini, Itera memperkenalkan teknologi antropometri berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu memantau tumbuh kembang anak dengan akurasi tinggi. Alat ini memungkinkan deteksi dini risiko stunting melalui pengukuran tinggi dan berat badan anak secara digital dan real-time, memudahkan orang tua serta tenaga kesehatan mengakses data secara praktis.
Program dimulai dengan sosialisasi dan diskusi bersama masyarakat Desa Baru Ranji, yang melibatkan mahasiswa dan dosen Itera. Sebagai bagian dari kegiatan, seminar edukatif diadakan dengan menghadirkan enam dosen Program Studi Teknik Biomedis Itera, di antaranya I Gde Eka Dirgayusa, M.Sc., dan Doni Bowo Nugroho, S.Pd., M.Sc.
Seminar dibuka oleh Kepala Desa Baru Ranji, Misnandri, yang mengapresiasi inovasi dan kontribusi Itera dalam mendukung kesehatan masyarakat. Idra Herlina, S.Si., M.Sc., dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera, menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan masyarakat untuk mengatasi isu kesehatan seperti stunting.
Alat ini memungkinkan deteksi dini risiko stunting melalui pengukuran tinggi dan berat badan anak secara digital dan real-time, memudahkan orang tua serta tenaga kesehatan mengakses data secara praktis.
Dalam seminar, mahasiswa Itera, Indhira Mustika dan Ridho Lailatul Akbar, memaparkan keunggulan teknologi antropometri berbasis IoT. Alat ini dirancang untuk memberikan data yang presisi, dengan antarmuka yang ramah pengguna dan kemampuan analisis otomatis, sehingga mudah diadopsi di tingkat desa.
Tak hanya berfokus pada teknologi, program ini juga menekankan edukasi gizi. Retno Maharsi, S.Si., M.Sc., memberikan materi tentang pentingnya MPASI bergizi berbahan lokal, sementara Sekar Asri Tresnaningtyas, S.Si., M.Biomed., menjelaskan dampak konsumsi teh manis terhadap penyerapan zat besi.
Program Bina Desa Itera di Desa Baru Ranji menjadi contoh nyata kolaborasi antara teknologi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pengaplikasian teknologi antropometri berbasis IoT dan pendekatan holistik, Itera berharap mampu memberikan dampak signifikan dalam pencegahan stunting sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Inisiatif ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan desa-desa lain, membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat mampu menciptakan solusi efektif untuk tantangan kesehatan nasional. (Rilis/Humas)