ITERA dan Masyarakat Pengindraan Jauh Indonesia Bahas Pengelolaan Risiko Banjir

ITERA dan Masyarakat Pengindraan Jauh Indonesia Bahas Pengelolaan Risiko Banjir

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bersama Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (Mapin) Komwil Lampung, menggelar diskusi dalam jaringan membahas Pemanfaatan citra penginderaan jauh dalam pengelolaan risiko banjir berkelanjutan, Senin, 28 Maret 2022.

Diskusi ini dilatarbelakangi, kondisi kebencanaan yang rutin muncul di Indonesia sebagai negara tropis yang disebabkan dari fenomena hidrologi baik berupa banjir, kekeringan sedimentasi dan berbagai bencana yang mengikuti. Webinar dihadiri Ketua Mayarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (Mapin) Dr. Agustan, S.T., M, Sc.,  dan Ketua Komwil Mapin Lampung, Nirmawana Simarmata, S.Pd., M,Sc.

Mengusung tema diskusi Knowing where will the flood be: utilization of remote sensing imagery in sustainable flood-risk management, hadir sebagai narasumber dosen Program Geoinformasi Universiti Teknologi Malaysia, Suzanna Binti Noor Azmy Ph.D, dan dosen Program Studi Teknik Geomatika ITERA, Arif Rohman,S.T., M.T., Ph.D.

Dalam webinar kali ini, kedua narasumber berbagi pengetahuan terkait bagaimana mengelola risiko banjir secara berkelanjutan. Selain itu, turut dibahas bagaimana perbandingan kondisi banjir yang ada di Malaysia maupun di Indonesia.

“Webinar ini  menjelaskan bagaimana peranan penginderaan jauh dalam aplikasinya terkait penelolaan banjir. Karena Banjir merupakan salah satu bencana rutin yang selalu melanda berbagai daerah di tanah air.”

Ketua Komwil Mapin Lampung, Nirmawana Simarmata, S.Pd., M,Sc., menyebut, tujuan dari webinar ini adalah menjelaskan bagaimana peranan penginderaan jauh dalam aplikasinya terkait penelolaan banjir. Karena Banjir merupakan salah satu bencana rutin yang selalu melanda berbagai daerah di tanah air. “Adanya webinar ini juga diharapkan dapat menjalin komunikasi yang baik antara berbagai pihak dalam menangani masalah banjir,” ujar Nirmawana.

Dalam webinar yang dimoderatori oleh Dosen PWK ITERA, Surya Tri Esthi Wira Hutama, S.T., M.PWK., turut dibahas mengenai kondisi bencana banjir baik kasus banjir yang terdapat di Malaysia maupun Indonesia, menurut data dunia pada tahun 2020, kasus bencana banjir menjadi kasus tertinggi di dunia. Sehingga dari adanya hazard yang ditimbulkan dari bencana banjir ini perlu dilakukan manajemen banjir untuk mengurangi kerugian dan resiko yang mungkin terjadi dan mempercepat proses pemulihan pasca banjir.

Penginderaan jauh yang dibahas dalam diskusi ini adalah dengan memanfaatkan remote sensing yang digunakan untuk memperoleh data banjir berasal dari analisis citra maupun foto udara. Ada 4 fase terkait risk management mulai dari mitigasi, preparation, response, hingga recovery. peserta webinar ini berasal dari akademisi dari berbagai Universitas. maupun dinas seperti BRIN, ATR BPN, PUPR dan instansi lainnya. (Rilis/Humas)