ITERA Bahas Adaptasi Tataan Geologi Sumatera

ITERA Bahas Adaptasi Tataan Geologi Sumatera

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi Teknologi Kebumian dan Mineral ITERA menyelenggarakan webinar  bertema “Adaptasi Tataan Geologi Sumatera dari Sisi Positif dan Negatif” dengan menghadirkan narasumber Dr.Surono, ahli vulkanologi dan geofisika, yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM  sekaligus merupakan advisor Purino Teknologi Kebumian dan Mineral, ITERA dan  Narasumber  Moehamad Awaludin, S.T., M.T. yang merupakan Koordinator Bidang Mineral Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), Badan Geologi, Kementerian ESDM. Kamis, 22 Juli 2021.

Kegiatan yang dihadiri oleh 128 orang ini dibuka oleh Acep Purqon, Ph.D, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) yang  dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa mengenal tataan geologi sangat merupakan sebuah hal penting. Tidak hanya untuk mengetahui potensi sumber daya alam yang kita miliki tetapi juga berperan dalam mitigasi bencana. Sambutan juga disampaikan oleh Kepala PURINO Teknologi Kebumian dan Mineral, Dicko Rizky Febriansu, S.T., M.T., dimana beliau menegaskan bahwa sisi negatif Pulau Sumatera yang berada di lingkungan rawan bencana bisa berubah menjadi sisi positif jika kita bisa lebih mengerti dan memahami cara hidup berdampingan dengan kondisi alam kita.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh  Dr. Surono, membawakan materi mengenai Mitigasi dan Adaptasi Tataan Geologis (Bencana Geologi) dan Geografis (Perubahan Iklim) Sumatera. Sarono menjelaskan bahwa Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana. Data mitigasi bencana, riset dampak, dan integrasi institusi riset sangat dibutuhkan untuk mengatasi bencana yang akan terjadi dan ikut memberikan solusi.

Materi dilanjutkan oleh Narasumber. Moehamad Awaludin, S.T., M.T. yang memaparkan materi tentang Potensi Sumber Daya geologi Sumatera. Dalam penjelasannya, Awaludin mengemukakan mengenai potensi sumber daya mineral, batubara, dan panas bumi yang ada di Indonesia dan Sumatera khusunya. Untuk sumber daya mineral logam di Sumatera masih banyak deposit logam yang berada di bawah permukaan masih banyak yang belum terungkap.

 “Sumatera juga dilihat sebagai daerah yang kaya akan sumber daya, seperti logam tanah jarang (LTJ) yang merupakan bahan tambang berharga digunakan untuk baterai maupun barang-barang elektronik serta komoditi penting lainnya. Data-data mengenai potensi sumber daya di Indonesia sudah banyak yang tersedia di Badan Geologi akan tetapi masih perlu dikembangkan terutama dalam skala yang lebih detail di kawasan bernilai strategis secara nasional” Pungkas Awaludin.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai potensi kebumian yang ada di Sumatera khususnya serta mengenali dampak negatif positif yang timbul dengan harapan terbentuknya pemahaman yang sama sehingga akan mempermudah terjalinnya kolaborasi pentahelix terkait potensi kebumian yang ada. (Rilis/Humas)