ITERA Adakan Training Life Cycle Asessment Dosen

ITERA Adakan Training Life Cycle Asessment Dosen

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan pelatihan bertema Implementasi Life Cycle Asessment pada Tantangan Industri Hijau Nasional yang dihadiri oleh sekitar 80 dosen ITERA di Gedung E ITERA, Rabu (17/12/2019). Pelatihan tersebut menghadirkan pembicara dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nugroho Adi Sasongko,ST,M.Sc,Ph.D.

Mewakili Rektor ITERA, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal berharap agar seluruh peserta dapat memaksimalkan kegiatan ini, mengingat pakar LCA di Indonesia masih sangat jarang.

Pada pelatihan yang disampaikan oleh Nugroho, LCA merupakan teknik untuk menilai dampak lingkungan selama fase siklus produksi sebuah produk.  Kemampuan untuk menilai LCA ini, lanjutnya, dilatarbelakangi oleh konstelasi perdagangan dunia yang mensyaratkan sertifikasi produk. Produk lokal indonesia yang berorientasi ekspor rentan akan kebijakan global ini. Pelatihan ini adalah upaya kita untuk mempersiapkan industri/usaha kecil dan menengah bersaing di pasar internasional di era industri 4.0

Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan, untuk menghitung LCA secara profesional ternyata dibutuhkan skill khusus dan sertifikasi. Hal ini karena adanya komputerisasi seperti penggunaan software-software seperti MiLCA, umberto, thinkstep GaBi dan lainnya. Selain itu, bidang-bidang ilmu sains dan teknologi merupakan multi disiplin ilmu sehingga banyak bidang yang dapat terlibat di dalamnya.

Direktur ITERA International Office, Acep Purqon, Ph.D, selaku ketua penyelenggara pelatihan menyampaikan bahwa ITERA sangat membutuhkan pelatihan ini untuk mendukung program ITERA for Sumatera dengan berkontribusi menghasilkan lulusan untuk mendukung national green industry. Sehingga semua dosen diharapkan mampu menguasai ini karena akan melahirkan lulusan mahasiswa ITERA yang akan berkiprah di era green industri dalam waktu dekat.

“Training ini penting untuk membuat nilai tambah semua produk-produk Sumatera lebih berdaya saing global,” tuturnya. [Humas]