ITERA NEWS. Dosen Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera (Itera), Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., kembali mengukir prestasi dengan meraih Juara II dalam kompetisi penulisan yang digelar oleh SDG Academy Indonesia dan Pimpinan.id. Penghargaan ini diumumkan pada acara SDG Talk di Kampus SDG Academy Indonesia, Jakarta Pusat, dalam rangka Hari Literasi Internasional dan Konferensi Tahunan SDGs 2024.
Kompetisi penulisan yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 12 September 2024 ini mengusung tema “Memberdayakan Pemimpin Masa Depan: Peran Pendidikan Berkualitas dan Inovasi dalam Mencapai Ekonomi Berkelanjutan.” Lebih dari 190 peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum berpartisipasi, dengan Rinda berhasil masuk dalam 10 besar terbaik yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan gagasannya secara daring di hadapan dewan juri.
Dalam kompetisinya, Rinda Gusvita yang saat ini juga sebagai Ketua Pusat SDGs Itera, menulis artikel berjudul “Kawasan Ekoindustri Berbasis Kedelai Menuju Desa Kayaraya Sejahtera.” Tulisan tersebut mengangkat konsep ekoindustri di Desa Kayaraya, sebuah nama kiasan yang merepresentasikan kondisi desa di Provinsi Lampung yang mengandalkan komoditas kedelai. Melalui artikel ini, Rinda menyajikan inovasi yang bertujuan mencapai ekonomi berkelanjutan di desa berbasis industri mikro berbahan baku kedelai.
Melalui artikel ini, Rinda menyajikan inovasi yang bertujuan mencapai ekonomi berkelanjutan di desa berbasis industri mikro berbahan baku kedelai.
Rinda menjelaskan bahwa tulisannya terinspirasi oleh kebijakan yang disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait peningkatan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Target penurunan emisi ini meningkat menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional, melalui lima sektor: FOLU, pertanian, energi, IPPU, dan industri.
Di Desa Kayaraya, yang memiliki 30 industri berbasis kedelai serta sektor peternakan dan pertanian, Rinda mengusulkan konsep pengelolaan kawasan industri berbasis ekologi. Prinsip industri tertutup yang diterapkannya memungkinkan output dari satu industri menjadi input bagi industri lainnya, menciptakan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Melalui pendekatan ini, Rinda berharap bisa mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat desa, seperti krisis air dan kekurangan fasilitas pengelolaan limbah, yang telah mengganggu produktivitas industri hingga 70%. “Kami menawarkan sistem ekoindustri ini sebagai solusi yang dapat menurunkan emisi GRK di sektor industri kedelai, sekaligus meningkatkan perekonomian desa,” ujar Rinda.
Keberhasilan Rinda Gusvita dalam kompetisi ini tidak hanya membanggakan Itera, tetapi juga memperkuat peran akademisi dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui inovasi di bidang industri dan lingkungan. (Humas/Rudiyansyah)