Prodi Rekayasa Kehutanan Itera Gelar Studium Generale: Kupas Keanekaragaman Hayati Indonesia

Prodi Rekayasa Kehutanan Itera Gelar Studium Generale: Kupas Keanekaragaman Hayati Indonesia

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Program Studi Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Sumatera (Itera) sukses menggelar Studium Generale (SG) bertema Keanekaragaman Hayati Indonesia sebagai bagian dari rangkaian Fakultas Teknik Industri (FTI) Expo 2024. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Kuliah Umum 1 Itera, Jumat, 22 November 2024.

Studium Generale menghadirkan narasumber Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi (PJLKK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Diskusi dipandu oleh moderator Rizki Kurnia Tohir, S.Hut., M.Si., dosen Prodi Rekayasa Kehutanan Itera yang juga anggota IUCN SSC Indonesia Species Specialist Group.

Dalam pemaparannya, Dr. Nandang menegaskan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dengan berbagai potensi pemanfaatan bagi masyarakat. “Pemanfaatan kawasan hutan konservasi dapat dilakukan melalui jasa lingkungan dan eksplorasi tumbuhan serta satwa liar,” ungkapnya. Salah satu contoh potensi tersebut adalah bioprospeksi, yaitu eksplorasi sumber daya hayati untuk tujuan komersial. “Di Gunung Rinjani, ada jamur morel yang banyak manfaatnya, tetapi belum banyak diketahui orang,” tambahnya.

Dr. Nandang juga menekankan pentingnya mematuhi tiga pilar pengelolaan kawasan konservasi, yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Pilar-pilar ini harus dikelola secara seimbang antara ekosistem, spesies, dan genetik

Dr. Nandang juga menekankan pentingnya mematuhi tiga pilar pengelolaan kawasan konservasi, yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Pilar-pilar ini harus dikelola secara seimbang antara ekosistem, spesies, dan genetik untuk memastikan keberlanjutan sumber daya hayati Indonesia.

Selain potensi besar, tantangan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati juga menjadi perhatian, seperti perambahan, perburuan, perdagangan ilegal, konflik manusia dengan satwa liar, hingga populasi kecil yang terisolasi. Untuk itu, ia mengajak semua pihak bekerja sama mengatasi tantangan tersebut demi menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati bagi generasi mendatang.

Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran aktif mahasiswa Itera dalam memanfaatkan serta melestarikan potensi keanekaragaman hayati Indonesia. (Rilis/Humas)