Kisah Pejuang Lulusan Terbaik Itera, Berasal dari Tiga Provinsi di Sumatera

Kisah Pejuang Lulusan Terbaik Itera, Berasal dari Tiga Provinsi di Sumatera

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tiga wisudawan terbaik Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam wisuda ke-18 yang diadakan Sabtu, 2 Maret 2024, adalah para mahasiswa pejuang yang berasal dari tiga provinsi berbeda di Pulau Sumatera. Merepresentasikan semangat Itera untuk membangun Sumatera masa depan.

Wisudawan terbaik pertama, Chintya Carissa Manurung (Sains Aktuaria 2020), adalah mahasiswa yang berasal dari Desa Sibadihon, Kabupaten Toba Samosir. Desa ini berjarak tempuh 6 jam perjalanan dari Kota Medan, Sumatera Utara. Sementara wisudawan terbaik ke dua, Ongky Setia Nugraha (Sains Aktuaria 2020) berasal dari Kota Jambi. Masih dari provinsi di Sumatera, Zahwa Geby Noverah (Teknik Geomatika 2020) mahasiswa asal Bengkulu, lulus sebagai wisudawan terbaik ketiga.

Wisudawan terbaik pertama, Chintya, mengungkapkan meski berasal dari desa, tak menghalangi semangatnya untuk menempuh pendidikan tinggi. Meskipun di desa asalnya, Chintya mengungkapkan, masih banyak stereotip bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena akan mengurusi pekerjaan rumah.  “Saya ingin membuktikan perempuan juga harus berpendidikan tinggi, dan saya menjadi sarjana pertama di keluarga, untuk membuktikan perempuan harus tetap berdaya saing,” ujar Chintya.

“Saya semakin yakin, mahasiswa Itera juga bisa seperti mahasiswa kampus-kampus besar lainnya.”

Chintya juga menyampaikan, alasannya memilih Itera dan Prodi Sains Aktuaria adalah karena minatnya dalam memahami ilmu aktuaria. Meski awalnya berkeinginan kuliah kampus di Pulau Jawa, akan tetapi Chintya percaya bahwa Itera juga tidak kalah dengan perguruan tinggi ternama lain.  “Walaupun umur Itera masih menuju tahun kesepuluh, saya percaya diri bahwa kampus ini akan berkembang jauh lebih  baik lagi dan setara dengan kampus besar lainnya,” ujar Chintya yang lulus dengan IPK 3,85.

Kepercayaan itu juga Chintya buktikan saat dirinya mengikuti program magang MBKM bersama mahasiswa dari perguruan tinggi ternama di Indonesia. “Saya semakin yakin, mahasiswa Itera juga bisa seperti mahasiswa kampus-kampus besar lainnya,” ujar Chintya.

Manajemen Waktu

Sementara wisudawan terbaik kedua, Ongky menyebut, kunci kesuksesan menempuh pendidikan tinggi adalah manajemen waktu dengan baik. Setelah lulus dari Itera, Ongky yang merupakan anak pertama yang meraih gelar sarjana di keluarganya berencana untuk terjun ke dunia kerja dan mencari peluang beasiswa S2 dengan modal IPK 3,97 yang dia peroleh.

Kisah terakhir disampaikan, Zahwa yang lulus sebagai wisudawan terbaik tiga Itera. Mahasiswa dari Prodi Teknik Geomatika yang berasal dari Kota Bengkulu, ini menyampaikan pesan agar mahasiswa Itera terus semangat berjuang.  “Selama mengerjakan tugas akhir, kita perlu komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing. Komunikasi yang baik ini membuat kita diarahkan dalam mengerjakan skripsi sehingga kita tidak berbelok arah dan bahkan mundur,” ujar Zahwa.

Meski masih berkeinginan melanjutkan Pendidikan ke jenjang S2, Zahwa juga ingin mengimplementasikan keilmuan yang diperoleh untuk melakukan modernisasi sistem pemetaan di daerah asalnya, kota Bengkulu.

Zahwa menyebut, dirinya lebih beruntung, karena latar belakang keluarganya yang berasal dari dunia “engineering” sudah mengakses pendidikan tinggi. Ayah dan kakaknya merupakan Sarjana Teknik Sipil, dan Zahwa menjadi sarjana ketiga di keluarganya.

Meski masih berkeinginan melanjutkan Pendidikan ke jenjang S2, Zahwa juga ingin mengimplementasikan keilmuan yang diperoleh untuk melakukan modernisasi sistem pemetaan di daerah asalnya, kota Bengkulu. Walaupun masih banyak yang belum mengenal keilmuan teknik geomatika yang digelutinya, ia tetap mampu menjelaskan ke banyak orang agar semakin banyak orang mengetahui tentang teknik geomatika.

Jurnalis : Josevein Hutagalung (Teknik Elektro)
Fotografer : Sultan Fakhri (Teknik Geofisika)