Studium Generale Prodi Teknik Biosistem Kaji Penerapan Teknologi Pertanian 4.0

Studium Generale Prodi Teknik Biosistem Kaji Penerapan Teknologi Pertanian 4.0

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknik Biosistem Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyelenggarakan studium generale bertajuk Penerapan aplikasi teknologi untuk pertanian presisi secara dalam jaringan, Rabu (9/9/2020). Pertanian 4.0 atau pertanian presisi (precision agriculture) adalah sistem pertanian dengan input menggunakan teknik dan teknologi yang tepat sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya. Pertanian Presisi menjadi salah satu lingkup bidang kajian strategis di prodi Teknik Biosistem ITERA.

Dalam kegiatan tersebut terdapat dua topik yang dibahas yaitu Praktik pertanian presisi berwawasan lingkungan, studi kasus di Brasil dan Teknologi telemonitoring berbasis IoT untuk alat dan mesin pertanian.

Studium generale diikuti oleh lebih dari 350 peserta yang terdiri dari dosen, praktisi, akademisi lintas universitas di Indonesia dan mahasiswa ITERA dan disiarkan melalui sambungan Zoom dan YouTube. Hadir dua narasumber dengan latarbelakang berbeda yakni Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agustami Sitorus, S.TP, M.Si, dan akademisi Fakultas Teknologi IPB University Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh Dosen Teknik Biosistem ITERA Budi Priyonggo, S.T., M.Si.

Kepada para peserta, Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si, menyampaikan solusi penerapan pertanian presisi untuk Indonesia yang dapat diadopsi dari sistem pertanian presisi di Brazil. Salah satunya adalah menyatukan luasan lahan melalui organisasi kelompok tani atau gabungan kelompok tani sebagai solusi atas luasan lahan individual yang sempit.

Selain itu, pemilihan jenis teknologi yang tepat guna atau rekayasa VRT yang sudah ada juga perlu disesuaikan dengan skala luas lahan dan ketersediaan bahan baku, serta penggunaan metode budidaya baru yang lebih baik.

Dr. Mohamad Solahudin, menambahkan pemanfaatan teknologi monitoring dan control berbasis IoT perlu melibatkan tenaga mekanis secara selektif. Untuk itu, pelatihan pengoperasian alat dan mesin yang menerapkan VRT dan penyuluhan tentang pentingnya precision farming dalam meningkatkan hasil, mengurangi input sekaligus menjaga kelestarian lingkungan perlu dilakukan.

“Praktik pertanian dengan peralatan yang efisien dan ekonomis ditunjang dengan teknologi informasi dan metode konservasi tanah dan air yang baik akan meningkatkan produksi dan kualitas berbagai bahan pangan, serat dan pakan, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing di pasar global,”

Dukungan dari kebijakan pemerintah setempat berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian, termasuk kebijakan finansial berkaitan dengan paket kredit pemilikan alat baik secara pribadi maupun kelompok juga turut mempengaruhi keberhasilan pertanian presisi.

“Praktik pertanian dengan peralatan yang efisien dan ekonomis ditunjang dengan teknologi informasi dan metode konservasi tanah dan air yang baik akan meningkatkan produksi dan kualitas berbagai bahan pangan, serat dan pakan, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing di pasar global,” ujar Dr. Solahudin.

Teknologi Telemonitoring

Sementara pemateri kedua Agustami Sitorus, S.TP, M.Si dari LIPI menyampaikan terkait seputar pemanfaatan teknologi telemonitoring berbasis IoT untuk alat dan mesin pertanian yang terfokus pada perbedaan antara telemonitoring dan telekontroling. Perbedaan mendasar dari keduanya yaitu, pada telemonitoring output yang dihasilkan berupa informasi data yang dapat dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan telekontroling lebih dari informasi data yang diperoleh namun juga dapat diolah menjadi informasi tertentu dan dapat melakukan perintah/tindakan tertentu.

Menurut Agustomi M.Si., dengan pemanfaatan IoT dapat mengetahui bagaimana cara mengolah data sesuai besaran yang diingikan agar dapat menjadi informasi yang lebih cepat dan akurat untuk melakukan pemantauan di berbagai lingkungan baik rumah tanaman maupaun lahan pertanian terbuka. [Humas]