ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bersama perusahaan Meatless Kingdom sepakat menjalin kerja sama dalam bidang riset dan pengembangan inovasi produk pangan alternatif terutama produk jamur. Hal tersebut ditandai penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Rektor ITERA Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha dan Direktur Meatless Kingdom Widya Putra, di kampus ITERA, Senin, 10 Oktober 2022.
Meatless Kingdom merupakan perusahaan yang berpusat di Singapura, dan memproduksi plant-based food ready to eat pertama di Indonesia. Meatless Kingdom memproduksi makanan berbasis jamur dan nabati yang diolah dengan menggunakan prinsip teknologi pangan.
Dalam penandatanganan MoU yang mencakup bidang penelitian, pengembangan, penilaian, dan penerapan inovasi dan invensi produk riset, Rektor ITERA Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menyampaikan harapan agar kolaborasi yang dibangun antara ITERA dan Meatless Kingdom dapat saling memberikan keuntungan, terutama dalam menghasilkan produk pangan alternatif. Dengan kepakaran para dosen ITERA yang aktif melakukan riset, menurut Rektor kerja sama tersebut akan terus berkembang.
Salah satu penerapan kerja sama yang dirancang adalah dengan memanfaatkan lahan di bawah paneli di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ITERA yang akan diubah menjadi lahan untuk budidaya jamur. Selain itu, Rektor berharap, dengan pengalaman pengembangan usaha yang dilakukan oleh Meatless Kingdom juga dapat menjadi materi kuliah umum bagi mahasiswa, hingga melakukan program magang wirausaha.
Jamur disebut juga sebagai super food, selain nutrisinya yang sustainable, dengan kebutuhan produk pangan dunia yang semakin tinggi, jamur menjadi future food juga karena banyak publikasi dan riset yang membahas ini
Sementara Direktur Meatless Kingdom Widya Putra, dalam kesempatan tersebut menyambut baik kerja sama yang telah dijalin. Widya juga memaparkan fokus bidang usaha yang dilakukan perusahaannya, yakni memproduksi pangan alternatif di tengah ancaman krisis pangan dunia.
Widya menyebut, selama ini alterfatif pangan dari jamur memiliki peluang yang sangat besar untuk terus dikembangan. Jamur dinilai memiliki kandungan protein berbasis nabati yang dapat menjadi alternatif daging hewani. Selain dari segi nutrisi, yang tidak kalah dari produk pangan lain, tekstur jamur juga banyak disukai, dan dinilai menjadi produk pangan yang berkelanjutan. “Jamur disebut juga sebagai super food, selain nutrisinya yang sustainable, dengan kebutuhan produk pangan dunia yang semakin tinggi, jamur menjadi future food juga karena banyak publikasi dan riset yang membahas ini,” ujar Widya.
Isu Lingkungan
Widya menilai riset yang akan dikerjasamakan dengan ITERA, menjadi langkah maju dalam bidang pengembangan produk alternatif pangan selain protein hewani. Sebab, selama ini protein banyak dihasilkan dari daging, padahal dalam produksi daging hewani banyak isu lingkungan dan kesehatan yang menjadi ancaman. “Sehingga mau tidak mau kita perlu alternatif sumber protein lainnya, yang salah satunya adalah jamur,” ujar Widya.
Penandatangan MoU dan PKS antara ITERA dan Meatless Kingdom turut dihadiri Kepala Biro Perencanaan, Umum, dan Akademik ITERA drh. Sri Sulistiawati, M.M., Ketua Jurusan Sains Dr. Ikah Ning NP Permanasari, S.Si., M.Si., Ketua Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Hadi Teguh Yudistira, S.T., Ph.D., Sekretaris LPPM ITERA Dr. Raden Putra, serta para tim dosen Program Studi Biologi ITERA. Dalam nota kesepahaman antara ITERA dan Meatless Kingdom tercantum beberapa fokus kerja sama yaitu penelitian dan pengembangan produk berbasis miselium jamur untuk protein non-hewani, penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta penemuan dan inovasi, hingga pengabdian kepada masyarakat, termasuk pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi. []