Teleskop Canggih Pengamat Bulan Asal Jerman Tiba di ITERA

Teleskop Canggih Pengamat Bulan Asal Jerman Tiba di ITERA

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dua kontainer berisi perangkat teleskop canggih buatan perusahaan produsen teleskop robotic asal Jerman, ASTELCO tiba di Kampus ITERA. Pembukaan kontainer tersebut dilakukan oleh Kepala UPT Observatorium Astronomi ITERA Lampung, Dr. Hakim L Malasan dan perwakilan yang ditunjuk oleh ASTELCO, Selasa, 12 Januari 2021. Teleskop tersebut dilengkapi teknologi canggih dan merupakan jenis robotic telescope yang dapat bekerja secara otomatis dalam melakukan pengataman bulan.

Teleskop bernama Astelco Lunar Telescope System (ALTS)  tiba di kampus ITERA dan ditempatkan di lahan UPT MKG. Nantinya teleskop tersebut akan melengkapi Stasiun Internasional Pengamatan Bulan atau International Moon Sighting Station (IMSS) yang dibangun di ITERA. Stasiun pengamatan tersebut termasuk ke dalam projek besar yang sedang dikerjakan ASTELCO di beberapa negara di dunia. Sebanyak 14 stasiun pengamatan serupa didirikan di beberapa negera di dunia, seperti Saudi Arabia dan Maroko, dan kini salah satunya akan berada di ITERA Lampung.

“Kami akan mendirikan dan membangun sistem pengoperasian teleskop ini bersama-sama teknisi ahli dari ASTELCO. Semua itu akan berlangsung kurang lebih 2-3 bulan menyongsong Ramadhan tahun ini.”

Kepala UPT OAIL ITERA, Dr. Hakim L Malasan, dalam keterangannya menyampaikan, pembangunan Stasiun Internasional Pengamatan Bulan atau International Moon Sighting Station (IMSS) ITERA menunjukan babak baru dunia astronomi dan sains kepelanetan di kampus ITERA. Sebagai tahap awal pembangunan stasiun pengamatan tersebut, telah dibangun pondasi untuk meletakkan teleskop. Selanjutnya akan dibangun sebuah menara yang dilengkapi dengan kubah yang dapat membuka dan menutup secara otomatis. Teleskop canggih tersebut akan diletakkan di dalam kubah. Langkah selanjutnya yang paling penting menurut Hakim adalah tahap konstruksi dan instalasi teleskop sampai berfungsi.

“Kami akan mendirikan dan membangun sistem pengoperasian teleskop ini bersama-sama teknisi ahli dari ASTELCO. Semua itu akan berlangsung kurang lebih 2-3 bulan menyongsong Ramadhan tahun ini,” ujar Dr. Hakim.

Hakim menargetkan, first light atau cahaya pertama yang melalui teropong dan dapat ditangkap oleh sistem bisa terjadi 7 sampai 10 hari sebelum tanggal 1 Ramadhan tahun ini. Bersamaan dengan pengamatan hilal yang dilakukan oleh UPT OAIL ITERA sebagai penentu awal Ramadhan. “Semoga semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan bersama,” tutup Hakim. (Humas)