Seminar Prodi SAP ITERA Bahas Debu Alam Semesta dan Pembentukan Galaksi

Seminar Prodi SAP ITERA Bahas Debu Alam Semesta dan Pembentukan Galaksi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAP) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan seminar dalam jaringan dengan tema Debu alam semesta dan pembentukan galaksi, Kamis, 8 April 2021. Seminar yang diikuti 114 peserta tersebut menghadirkan narasumber Dian Puspita Triani, S.Si., M.Si., dari Swinburne University, Melbourne, Australia.

Kegiatan seminar yang dimoderatori oleh Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan  ITERA, Achmad Zainur Rozzykin, S.Si., M.Si. , tersebut dibuka oleh Sekretaris Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAP) ITERA, Dr. Deni Okta Lestari.

Dalam paparan materi, Dian Puspita Triani, S.Si., M.Si. , menyampaikan seputar pengertian galaksi dan tipe-tipe galaksi, mulai dari galaksi Bima Sakti yang merupakan lokasi tata surya berada. Dian juga menyambungkan topik mengenai debu alam semesta yang nampak pada panjang gelombang yang lebih tinggi pada pengamatan spektrum karena temperatur yang relatif lebih dingin, dan kaitannya dengan pembentukan galaksi.

“Dari hasil penelitian juga menjelaskan laju pembentukan bintang dan debu sepanjang sejarah galaksi dari big bang, yang meningkat  hingga usia 3 milyar tahun tapi berkurang kelajuannya hingga sekarang (13,8 milyar tahun) karena hidrogen dan helium yang digunakan sebagai bahan bakar berubah menjadi logam.”

Kepada peserta, Dian menerangkan tentang pemodelan yang ia lakukan dan kode Dusty SAGE yang dikembangkan untuk menambahkan efek debu alam semesta pada model pembentukan galaksi. Dari penambahan peran debu alam semesta, didapatkan hasil rekonstruksi spektrum yang sesuai dengan pengamatan untuk galaksi spiral dan elips, yang berbeda tergantung pada laju pembentukan bintangnya.

Dian membahas, bahwa galaksi elips memiliki laju pembentukan bintang yang tinggi di awal, berbeda dengan galaksi spiral yang perlahan. Dari hasil penelitian juga menjelaskan laju pembentukan bintang dan debu sepanjang sejarah galaksi dari big bang, yang meningkat  hingga usia 3 milyar tahun tapi berkurang kelajuannya hingga sekarang (13,8 milyar tahun) karena hidrogen dan helium yang digunakan sebagai bahan bakar berubah menjadi logam.

Setelah penyampaian materi dari narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta. Para peserta yang hadir dalam acara ini terlibat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memperjelas pemahaman terhadap materi. Acara Webinar ini ditutup dengan sesi foto bersama yang dilakukan secara daring yang diikuti seluruh peserta, narasumber dan moderator. (Rilis/Humas)