Produktifitas Air Penting Mendukung Kualitas Pertanian
[:id]Foto : (U.S. Geological Survey photo[:]

Produktifitas Air Penting Mendukung Kualitas Pertanian

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Material Hayati dan Material Alami ITERA mengadakan kegiatan webinar bertajuk Information and communications technology in agricultural water management, Kamis, 24 Juni 2021. Kegiatan tersebut melibatkan peneliti penerima Hibah Penelitian ITERA 2021 yang diketuai oleh Nova Anika, S.TP., M.Si., Ph.D.

Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjamin Mutu ITERA, Acep Purqon, Ph.D. dalam sambutan menyampaikan harapannya agar Prodi Teknik Biosistem yang merupakan prodi pertama di Indonesia dapat membantu untuk percepatan teknologi di Sumatera. Acep juga berharap mahasiswa Teknik Biosistem  ITERA dapat aktif mengikuti kegiatan penelitian dan seminar seperti ini agar dikemudian hari dapat membuat jurnalnya sendiri.

Dosen Teknik Biosistem di ITERA, Nova Anika, S.TP., M.Si., Ph.D. dalam kesempatan tersebut menyampaikan materi mengenai Precision irrigation toward more crops per drop.  Pada materinya Nova mengatakan bahwa saat ini, di Indonesia petani lebih berfokus pada produktifitas tanah, padahal sebenarnya produktifitas air juga faktor yang sangat penting untuk kualitas pertanian. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air adalah dengan sistem irigasi yang tepat dan mamanfaatkan teknologi.

“Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air adalah dengan sistem irigasi yang tepat dan mamanfaatkan teknologi.”

Sementara Bwire Denis, Ph.D., yang merupakan mahasiswa Doktoral Tokyo University of Agriculture Technology yang berasal dari Uganda menyampaikan materi bertema IOT and Sensor for Irrigation Agricultural Water Management. Dalam materinya Bwire menyatakan bahwa umumnya air yang digunakan untuk irigasi suhunya ikut meningkat bersamaan dengan meningkatnya temperature bumi dan seiring mengkatnya suhu maka air akan mengendap dan menjadikan pasokan air berkurang. Karna itu Briwe meneliti mengenai system sensor untuk pengairan dan mengganti system irigasi yang sebelumnya agar penyimpanan dan penyaluran air akan lebih efisien.

Postdoctoral Researcher di Tokyo University of Agriculture Technology, Atiqotun Fitriyah, S.TP., M.Agr., Ph.D dalam topik yang sama menyampaikan materi mengenai Remote Sensing Application on the Monitoring of Terraced Paddy Hydrology. Dalam risetnya Atiqotun menyatakan bahwa daerah hulu mengalami lebih sedikit kekeringan dibanding daerah hilir, karna itu terraced paddy yang biasa ada di daerah pegunungan lebih sedikit memiliki resiko kekeringan dibanding lahan pertanian yang lain. (Rilis/Humas)