Gerhana Matahari di Lampung Diprediksi mulai Pukul 06.19

Gerhana Matahari di Lampung Diprediksi mulai Pukul 06.19

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS–Pada 9 Maret 2016 mendatang, sebagian langit di Tanah Air akan menjadi gelap di pagi hari karena fenomena gerhana matahari total (GMT). Di Lampung sendiri, proses gerhana matahari diperkirakan terjadi mulai pukul 06.19.
“Gerhana Matahari yang terlihat di Lampung memang tidak total, melainkan sebagian. Sekitar 92,36 persen pada puncaknya yakni pukul 07.20, dan akan hilang kembali pada pukul 08.30,” kata Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Ir. Moedji Raharto saat menjadi narasumber pada Workshop bertema Teknologi dan Gerhana di Aula Gedung C Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Rabu (2/3/2016).
Menurut Moedji, fenomena GMT kali ini secara umum terbilang langka. Pasalnya, gerhana matahari hanya bisa terpantau di daratan Indonesia. “Makanya banyak pengamat dari dalam dan luar negeri memanfaatkan momen ini untuk pengamatan di beberapa titik, khususnya di tempat yang gerhananya bisa terlihat secara total,” ujarnya.
Sementara itu, Tim Observatorium Bosscha ITB Zainudin M. Arifin menambahkan Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang langka sehingga sayang untuk dilewatkan. Namun, menyaksikan gerhana matahari tidak bisa dilakukan secara langsung dengan mata telanjang karena berbahaya bagi penglihatan.
Saat gerhana mencapai puncaknya, kata Zainudin, tidak terlalu berbahaya bagi mata karena saat itu langit menjadi gelap dan terlihat bintang-bintang. Justru yang paling berbahaya adalah setelah gerhana berakhir dan sinar matahari akan terlihat sangat terang. “Saat itulah yang paling berbahaya bagi mata. Makanya pada saat setelah gerhana, tidak diperbolehkan melihat ke arah matahari secara langsung tanpa peralatan khusus,” ujar Zainudin.
Dia menambahkan salah satu solusi untuk memantau gerhana yang aman, mudah, dan tentunya murah adalah dengan kamera lubang jarum. Tanpa biaya banyak dan dengan peralatan sederhana yakni hanya kardus, selotip, aluminium foil, jarum, cutter, dan kertas putih, pengamatan bisa dilakukan.
Sementara itu, workshop kemarin diikuti ratusan peserta dari berbagai sekolah di Bandar Lampung, mahasiswa ITERA dan perguruan tinggi lainnya, serta masyarakat umum. Peserta tampak antusias bertanya seputar gerhana matahari dan pembuatan media yang aman untuk memantau gerhana.
Rektor ITERA Prof. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., Ph.D. mengatakan setelah workshop ini, ITERA bersama Tim Observatorium Bosscha akan mempersiapkan kegiatan pengamatan gerhana matahari secara langsung di Lapangan ITERA pada 9 Maret 2016. Selain itu, akan digelar pula Salat Gerhana.
Berbagai rangkaian kegiatan ini, kata Rektor, digelar demi meningkatkan pemahaman pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum tentang gerhana matahari. Dulu, kata Rektor, gerhana matahari terkesan menakutkan dan banyak orang bersembunyi di dalam rumah saat gerhana. Padahal, gerhana matahari merupakan fenomena alam yang menandakan masih adanya keteraturan di alam semesta. “Jadi banyak yang bisa dipelajari dari fenomena gerhana matahari. Makanya banyak ilmuwan yang memanfaatkan gerhana matahari ini untuk penelitian berbagai hal. Nah, kami coba menangkap peristiwa langka ini dengan berbagai kegiatan untuk memberikan informasi secara ilmiah kepada masyarakat tentang fenomena gerhana matahari,” jelas Rektor.

Tinggalkan Balasan