Empat Dosen ITERA Terpilih Ikuti Program Kapal Riset Baruna Jaya IV BPPT

Empat Dosen ITERA Terpilih Ikuti Program Kapal Riset Baruna Jaya IV BPPT

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Empat dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berhasil terpilih mengikuti program Kapal Riset Baruna Jaya IV miliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam program flagship nasional Indonesia Tsunami Early Warning System, 22 November -14 Desember 2020. Empat orang dosen tersebut yaitu Aulia try atmojo S.Kel., M.T. (Prodi Teknik Geomatika), Rikza Nur Faqih An Nahar S.T., M.T. (Prodi Teknik Geologi), Rizki Dimas Permana, S.Kel., M.Si. (Prodi Sains Lingkungan Kelautan), dan Lesi Mareta, S.Si, M.Si. (Prodi Sains Atmosfer dan Keplanetan). Mereka terpilih setelah mengikuti seleksi bersama lebih dari 100 orang pendaftar.

Secara resmi Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., Ph.D., IPU., melepas keempat dosen tersebut, didampingi Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penjaminan Mutu (LP3) ITERA, Acep Purqon, Ph.D., di Ruang Rapat Wisma ITERA, Jumat, 20 November 2020.

Dalam laporannya Kepala LP3 ITERA Acep Purqon, Ph.D., menyampaikan program yang berfokus pada penelitian terkait tsunami di perairan Indonesia tersebut menjadi wujud kerja sama antara ITERA dan BPPT. ITERA menjadi kampus dengan delegasi terbanyak, yaitu empat orang. Selain itu, ITERA akan kembali mengikutsertakan enam orang dosen lain dalam program BPPT berikutnya. “Kegiatan kali ini menjadi perintis untuk ke depan ITERA dapat berpartisipasi dalam program serupa. Kegiatan ini juga menjadi percepatan pengembangan pusat riset dan inovasi ITERA,” ujar Acep.

Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., Ph.D., IPU., mengapresiasi keempat dosen yang menjadi duta ITERA dalam program Kapal Baruna Jaya IV. Rektor berharap para dosen dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menambah pengetahuan, dan pengalaman lewat penelitian yang memanfaatkan berbagai teknologi canggih milik BPPT di Kapal Baruna Jaya IV.

“Lakukan yang terbaik, dan rekam pengetahuan yang didapat untuk mendukung pengembangakn keilmuan yang kalian miliki, dan untuk mengembangkan program studi serta pusat riset dan inovasi ITERA,” ujar Rektor.

“Lakukan yang terbaik, dan rekam pengetahuan yang didapat untuk mendukung pengembangakn keilmuan yang kalian miliki, dan untuk mengembangkan program studi serta pusat riset dan inovasi ITERA.”

Selain itu, Rektor berharap, kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan ITERA kepada masyarakat luas. “Kalian di sana akan menjadi bagian dari group, tunjukan kerja sama yang baik dan berbaurlah dengan peserta lain untuk membangun networking. Sebab peneliti tanpa networking akan sulit berkembang,” ujar Rektor.

Beragam Keilmuan

Dalam program tersebut keempat dosen ITERA dengan latar belakang keilmuan yang berbeda akan melakukan pendalaman riset dengan difasilitasi berbagai alat yang dimiliki BPPT. Dosen Prodi Teknik Geomatika, Aulia try atmojo S.Kel., M.T, dalam kegiatan tersebut mengusulkan penelitian seputar pemprosesan data hamburan balik sonar multibeam untuk melakukan survey pemetaan dasar laut.

“Biasanya survey pemetaan dasar laut dilakukan menggunakan alat side scan sonar, tetapi dengan menggunakan sonar multibeam kita bisa mengukur kedalaman sekaligus mengetahui jenis dasar laut dan morfologi suatu perairan,” ujar Aulia.

Sementara Lesi Mareta, S.Si, M.Si. (Sains Atmosfer dan Keplanetan) mengusulkan kegiatan analisa interaksi antar laut dan atmosfer (Analisis evolusi IOD dan ENSO), upwelling, downwelling, dan Rikza Nur Faqih An Nahar S.T., M.T., (Teknik Geologi) yang juga anggota Purino Kebumian dan Mineral ITERA akan menganalisis multiproksi (granulometri, geokimia dan mikropaleontologi) guna identifikasi paleoklimatologi, paleooseanografi kala holosen-pleistosen berdasarkan data gravity core (penginti gravitasi) sedimen laut dalam. Terakir, Rizki Dimas Permana, S.Kel., M.Si. (Sains Lingkungan Kelautan) mengusulkan penelitian seputar dampak perubahan iklim terhadap kondisi oseanografi  di Perairan Indonesia. Dengan melakukan studi kasus ketika terjadi fenomena la nina 2020. (Humas)