Teknologi Pangan ITERA Kupas Konsep Gastronomi Molekuler Teknik Memasak Kombinasi Ilusi dan Teknologi

Teknologi Pangan ITERA Kupas Konsep Gastronomi Molekuler Teknik Memasak Kombinasi Ilusi dan Teknologi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknologi Pangan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan studium generale bertajuk Gastronomi molekuler, kombinasi ilusi dan teknologi pangan,  Jumat, 30 April 2021. Kegiatan yang menjadi rangkaian Dies Natalis ke-3 Prodi Teknologi Pangan ITERA tersebut diikuti sekitar 300 peserta secara dalam jaringan.

Studium generale tersebut menghadirkan narasumber Chef Andrian Ishak yang merupakan owner Namaaz Dining, yang disebut sebagai pelopor konsep memasak dengan Gastronomi molekuler. Gastronomi molekuler adalah teknik memasak yang menggabungkan antara memasak dengan menggunakan ilmu fisika juga kimia. Ilmu Gastronomi Molekuler merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisikokimia dari bahan pangan selama proses pengolahan dan keterkaitan multisensory manusia.

Sekretaris Program Studi Teknologi Pangan ITERA, Amalia Wahyuningtyas, S.Si., M. Sc dalam sambutanya mengatakan bahwa  sebagai generasi muda, mahasiswa memiliki kreativitas yang tinggi yang perlu dikembangkan. Harapannya melalui stadium generale tersebut mahasiswa dapat menambah pengetahuan untuk berinovasi dalam pengolahan pangan dengan keterlibatan ilmu gastronomi molekuler.

“Untuk membuat olahan makanan di Namaaz, Chef Andrian juga menggunakan alat-alat non dapur seperti rotary evaporator, sentrifuge dan beberapa alat lain yang biasanya ada di laboratorium.”

Dalam kesempatan tersebut, Chef Andrian Ishak menyampaikan, bahwa saat pengunjung menyantap menu makanan di Namaaz Dining, restoran miliknya, semua aspek indera manusia akan berperan aktif. Selain itu, untuk membuat olahan makanan di Namaaz, Chef Andrian juga menggunakan alat-alat non dapur seperti rotary evaporator, sentrifuge dan beberapa alat lain yang biasanya ada di laboratorium.

Menu-menu makanan yang disajikan di Namaaz Dining memang tidak biasa, sebab untuk menciptakan menu tersebut, Chef Andrian harus mengkolaborasikan konsep ilmu gastronomi molekuler sehingga dapat menghasilkan sebuah menu batu isi udang roa, kertas rasa opor ayam, cincin rasa kue gemblong, dan menu unik lainnya.

Chef Andrian juga menjelaskan kepada peserta bagaimana sejarah terbentuknya Namaaz Dining yang membuat banyak mahasiswa sangat terinspirasi dengan kisah Chef Andrian yang merupakan Favorite Chef of The Year 2018 oleh Indonesian Chef Association ini. Peserta sangat antusias mengikuti SG ini yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang masuk kepada Chef pada saat sesi QnA. Harapannya, para peserta khususnya mahasiswa ITERA dapat menambah pengetahuan mengenai pengolahan pangan dengan adanya keterlibatan keilmuan gastronomi molekuler dan semakin kreatif untuk berinovasi. (Rilis/Humas)