Studium Generale Farmasi Itera Kupas Seputar Covid-19

Studium Generale Farmasi Itera Kupas Seputar Covid-19

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan studium generale dengan mengangkat tema terkini tentang Coronavirus Disease (Covid-19) yang sedang merebak di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Kegiatan yang diadakan di Aula Gedung C ITERA, Rabu (4/3/2020) tersebut mendatangkan narasumber Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dr. Lusi Darmayanti, MPH., dan Perwakilan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (Hisfarsi) Lampung, Martianus Perianginangin, S.Farm., M.Farm. Klin., Apt.

Mewakili Rektor ITERA, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr-Ing. Mitra Djamal, menyampaikan, pemahaman tentang Covid-19  yang belakangan dikhawatirkan oleh masyarakat, karena adanya warga negara Indonesia yang positif Covid-19, sangat perlu untuk menghindarkan dari kesalahan informasi.  Sehingga sebagai perguruan tinggi, ITERA memfasilitasi dengan menghadirkan para pakar tentang penyakit yang pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok tersebut.

“Melalui kegiatan ini kita bisa mendapatkan gambaran yang jelas dari para pakar tentang Covid-19, karena masyarakat perlu diedukasi tentang jenis penyakit baru ini agar tidak muncul ketakutan yang luar biasa,”ujar Prof. Mitra Djamal.

Sementara dalam pemaparannya, Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dr. Lusi Darmayanti, MPH. menjelaskan saat ini Covid-19 menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat hingga memunculkan kepanikan berlebih. Apalagi dengan banyaknya pengguna media sosial, dan banyak informasi yang belum terkonfirmasi kebenaranya tersebar begitu saja menjadikan masyarakat takut.

“Covid-19 ini adalah penyakit self limited disease, yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri, sama seperti virus lain, hanya perlu kewaspadaan saja, tetapi tidak perlu panik. Semua bisa kena, tapi asal daya tahan tubuh baik dan pola hidup kita sehat, insyallah kita jauh dari penyakit ini,”ujar dr. Lusi di hadapan seratusan peserta mahasiswa dan dosen.

“Covid-19 ini adalah penyakit self limited disease, yaitu penyakit yang bisa sembuh sendiri, sama seperti virus lain, hanya perlu kewaspadaan saja, tetapi tidak perlu panik. Semua bisa kena, tapi asal daya tahan tubuh baik dan pola hidup kita sehat.”

Lusi juga mengkonfirmasi, kasus postif Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan di Provinsi Lampung. Meski beberapa orang seperti di Kabupaten Tulang Bawang Barat, ada yang dirawat karena diduga berisiko setelah pulang negara terdampak. Selain itu, dr. Lusi juga menyampaikan, sebagai bentuk antisipasi, Provinsi Lampung, melalui Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moelok (RSUDAM) sudah memiliki fasilitas ruangan khusus yang mampu menangani pasien positif Covid-19, dan sudah terstandar oleh WHO. Terkait pengobatan, karena belum ditemukan vaksin khusus, pengobatan yang diberikan standar sesuai gejala yang dialami, seperti pemberian penurun panas, obat batuk dan lainnya.

Jangan Panik

Kepada peserta yang didominasi mahasiswa ITERA, dr. Lusi juga menekankan masyarakat jangan panik, sebab kepanikan justru akan membuat second disaster atau masalah ke dua. Ia meminta mahasiswa untuk lebih menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menghindari berkumpul di pusat keramaian, dan menggunakan masker pelindung jika ada di tempat keramaian, menjaga jarak aman dengan orang yang sedang flu atau batu, serta segera memeriksakan diri ketika mengalami gangguan kesehatan. Selain itu turut dijelaskan, masa inkubasi coronavirus sebetulnya adalah 5-6 hari, namun WHO menetapkan mas aman 14 hari.

Sementara narasumber ke dua, Martianus Perianginangin, S.Farm., M.Farm. Klin., Apt. selaku perwakilan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (Hisfarsi) Lampung, menjabarkan kasus pasien positif Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhahan, Tiongkok. Awal mulanya diduga sebagai gejala pneumonia atau radang paru-paru biasa, hingga akhirnya banyak yang terkena, dan hasil penelitian dinyatakan sebagai virus baru.

Martianus menyebut, covid-19 satu jenis dengan penyakit Sars, dan Mers, hanya saja Covid-19 menyerang saluran pernapasan bagian bawah, sementara Sars dan Mers bagian atas. Meski penularannya jauh lebih cepat dibanding dua penyakit akibat coronavirus sebelumnya, Covid-19  memiliki dampak kematian yang lebih rendah, yakni hanya 2%. Sementara Sars dan Mers angka kematiannya diatas 10%. Meski demikian, Martianus juga mengimbau agar masyakakat tetap waspada dengan menjaga daya tahan tubuh, menghindari kontak langsung dengan orang yang berisiko menularkan Covid-19.

“Who sudah menetapkan kasus covid-19 sebagai public health emergency , sehingga kita perlu waspada tanpa panik yang berlebihan. Sebab penyakit ini berpeluang besar menular jika kita kontak fisik langsung dengan penderitanya,”ujar Martinur. [Humas]