Studium General Teknik Perkeretaapian ITERA Bahas Keselamatan dan Monitoring System Jembatan Kereta Api

Studium General Teknik Perkeretaapian ITERA Bahas Keselamatan dan Monitoring System Jembatan Kereta Api

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan studium general bertajuk Keselamatan dan monitoring system pada jembatan kereta api, Rabu, 15 September 2021. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid tersebut menghadirkan narasumber pakar nasional, yaitu Plt. Kepala Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, Ir. Dadan Moh. Nurjaman, M.T., dan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Dr. Ir. Soerjanto Tjahjono.

Dimoderatori langsung oleh Kepala Pusat Riset dan Inovasi Perkeretaapian ITERA, Ir. Julison Arifin, M.Sc., Ph.D., IPU., kegiatan tersebut diikuti sekitar 250 peserta dalam jaringan, dan 50 peserta yang hadir langsung di Aula Gedung Kuliah Umum ITERA, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Kepala Lembaga Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat ITERA, Acep Purqon, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan, sehebat apapun riset dan inovasi terkait transportasi, akan menjadi sia-sia jika pemerintah, lembaga, perindustrian, komunitas, hingga media tidak saling mendukung dan berkolaborasi. Untuk itu, ITERA selalu terbuka terhadap peluang kerja sama dengan berbagai pihak.

Sementara dalam sesi paparannya, Plt. Kepala Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, Ir. Dadan Moh. Nurjaman, M.T. , menyampaikan seputar prioritas riset nasional 2020 – 2024 terkait teknologi perkeretaapian yang dilakukan oleh BPPT. Prioritas tersebut diantaranya inovasi di bidang peningkatan produktivitas dan daya saing industri, penyediaan pelayanan transportasi udara, hingga moda transportasi berbasis rel yang teruji efisien dan mampu meningkatkan peran, kemandirian, serta daya saing perkeretaapian yang berujung pada peningkatan ekonomian nasional (PEN).

Dadan juga membahas progress terkait kereta api cepat yang sedang dikembangkan antara lain adanya kliring teknologi dan desain dasar HST pada tahun 2020 hingga dilakukan pengujian prototype di tahun 2024. Lebih lanjut, ia juga memaparkan bahwa ekosistem kerja sama yang dilakukan dapat dibagi menjadi beberapa klaster, seperti klaster kementerian, industri, perguruan tinggi, dan asosiasi dan komunitas. “Kerja sama ini penting untuk mencapai percepatan riset dan inovasi terkait teknologi perkeretaapian,” ujar Dadan.

“Dr. Soerjanto juga menyebut  tantangan teknologi perkeretaapian, saat ini, adalah masuknya peran digital. Untuk itu, penting agar perguruan tinggi mengajarkan ilmu-ilmu digital sehingga dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Misalnya dalam hal evaluasi hasil data.”

Sementara di hadapan mahasiswa, Ketua KNKT, Dr. Soerjanto, menyampaikan materi seputar pentingnya scientific solution terhadap perkembangan teknologi perkeretaapian. Ia menekankan bahwa perawatan infrastruktur semestinya dilakukan secara rutin, sehingga disebut sebagai monitoring, dan tidak hanya pada saat mengalami kerusakan.

Dr. Soerjanto juga menyebut  tantangan teknologi perkeretaapian, saat ini, adalah masuknya peran digital. Untuk itu, penting agar perguruan tinggi mengajarkan ilmu-ilmu digital sehingga dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Misalnya dalam hal evaluasi hasil data.

“Tantangan lainnya adalah bagaimana membuat infrastruktur yang memiliki umur kegunaan antara 50 – 70 tahun sehingga dapat digunakan oleh satu generasi dan menghemat anggaran negara,” ungkap Dr. Soerjanto.

Dia juga menuturkan bahwa seorang engineer harus mampu memperkirakan kerusakan yang akan terjadi dan regulasi terkait. Hal ini penting untuk menciptakan moda transportasi yang aman, nyaman, dan sehat. “Sehat dalam artian agar Covid-19 tidak menular di kereta api sehingga masyarakat mau menggunakannya. Ini bisa dijadikan perhatian untuk para praktisi dan akademisi terkait,” ujar Soerjanto.

Sementara, dosen Prodi Teknik Sipil ITERA, Ir. Muhammad Abi Berkah Nadi, S.T., M.T., yang juga anggota tim penelitan bersama antara ITERA dan KNKT, menyebutkan bahwa ITERA saat ini telah menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam hal pengembangan sensor monitoring system pada jembatan kereta api. Kerja sama tersebut ditandai kegiatan mengkaji dan menganalisis kelayakan struktur sisa umur rencana jembatan kereta api dalam upaya deteksi awal kerusakan, pada 14 – 15 September 2021. Atas riset tersebut, ITERA mendapatkan pendanaan Prioritas Riset Nasional (PRN) tahun 2021 dan menjadi riset lanjut prioritas di bidang transportasi.

Reporter   : Natasya Salsabila (Prodi Teknik Elektro )
Fotografer :  Nindya Apsari (Prodi Arsitektur)