Seminar Himatekia ITERA Bahas Konversi Limbah Menjadi Energi

Seminar Himatekia ITERA Bahas Konversi Limbah Menjadi Energi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekia) ITERA mengadakan seminar dalam jaringan bertajuk Waste to energy conversion, yang merupakan rangkaian kegiatan Chemical Engineering of Sumatera (Cheos) 2020, Sabtu (26/09/2020). Seminar yang diikuti sekitar 355 peserta tersebut menghadirkan narasumber yang berkompeten dalam bidang energi keterbaruan yaitu Aqsha, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Assistent Professor (Lecture) di Universitas Teknologi Petronas, Malaysia. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh dua mahasiswa berprestasi penerima OZT Award 2019 dari Prodi Teknik Kimia ITERA yaitu Radevan Agandhi Novendra dan Latasya Adelia Wulandari.

Koordinator Prodi Teknik Kimia ITERA, Ahmad Zainal Abidin M.Sc.,Ph.D, menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang memberikan pengetahuan kepada mahasiswa ITERA. Ia menilai tema yang dianggat dalam seminar sangat dekat dengan kehidupan sehari hari dan diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan materi yang didapat.

Sementara pemateri Aqsha, S.T., M.Sc., Ph.D. menyebut tema Waste to energy convertion erat kaitannya dengan keberadaan revolusi industri 4.0. Kegiatan industri yang terjadi saat ini telah menyebabkan efek global warming yang dapat membahayakan keberlangsungan kehidupan di Bumi. Sehingga pihak industri pun mulai memikirkan cara yang efektif untuk menjaga lingkungan ini. Selain itu, kebutuhan masyarakat akan energi pun semakin meningkat. Energi tersebut dapat bersumber dari  minyak, batubara, nuklir, air, solar, angin dan biomassa.

“Sekitar 70% masyarakat Indonesia masih menggunakan energi yang berasal dari minyak dan batubara. Tugas kita adalah menjadikan sumber biomassa sebagai energi alternatif yang dapat lebih dimanfaatkan,” ujar Aqsa.  Sumber biomassa sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu berasal dari sisa makanan, kotoran hewan, sisa tumbuhan dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan Aqsha sebelumnya bahwa di Jakarta telah dilakukan survei mengenai kehadiran 6.250 ton sampah setiap harinya. Dari total tersebut, hanya berkisar 7% sampah yang dapat diproses melalui daur ulang (recycle). Untuk itu, perlu kesadaran dari dalam diri kita sendiri untuk mengurangi sampah dan mulai memisahkan jenis sampah diantaranya sampah organik dan anorganik sehingga dapat dipergunakan kembali nantinya.

“Sampah organik dapat menjadi sumber bahan untuk pupuk dan sampah anorganik dapat di daur ulang kembali sehingga dapat bermanfaat,” jelas Aqsa.

Sedikitnya ada lima cara dalam menangani sampah yaitu reduce, reuse recycle, recovery, dan disposal sampah.  Kelima hal tersbut harus dilakukan untuk dapat mengurangi dampak dan bahaya pada lingkungan sekitar.  Aqsa juga menyebut, terdapat alur untuk mengkonversi limbah menjadi energi yaitu dengan memisahkan terlebih dahulu sampahnya. Kemudian, sampah tersebut akan dikumpulkan dan di bawa ke waste energy plan untuk dapat dikonversi menjadi gas, fuel, dan electricity. Proses konversi yang tersedia dapat dilakukan secara kimia yaitu dengan proses esterifikasi, transesterifikasi, reforming, oksidasi, elektrolisis, konversi biokimia (anaerobik, digesti, komposting, fermentasi) konversi panas (torefaksi, gasifikasi, pirolisis dan proses sub-kritikal). [Humas]