Purino Wisata Geopark Global dan Wisata Langit ITERA Dorong Pelestarian Cagar Alam dan Budaya Lampung

Purino Wisata Geopark Global dan Wisata Langit ITERA Dorong Pelestarian Cagar Alam dan Budaya Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Wisata Geopark Global dan Wisata Langit (WG2WL) Institut Teknologi Sumatera (ITERA), mengadakan seminar dalam jaringan bertajuk Penguatan cultural Lanscape sebagai destinasi wisata edukasi, Sabtu, 10 April 2021. Tema tersebut diangkat untuk mengakomodasi dan mendiskusikan pentingnya pelestarian objek cagar budaya dan cagar alam yang ada di Provinsi Lampung sebagai destinasi wisata edukasi.

Seminar daring yang dibuka oleh Acep Purqon, Ph.D., Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjaminan Mutu (LP3) ITERA, tersebut menghadirkan  tiga narasumber utama yaitu Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, Dra. Rusmeijani Setyorini, Kepala bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Dra. Heni Astuti, M.I.P. selaku dan Erni Suud, S.E., selaku Kepala Seksi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung.

Dalam seminar yang dipandu langsung oleh Kepala Purino WG2WL Danni Gathot Harbowo, S.Si., M.T., Ketua LP3 ITERA, Acep Purqon, Ph.D. dalam kata sambutannya menyebutkan bahwa isu wisata merupakan salah satu isu strategis yang sangat menarik untuk diangkat terutama terkait dengan keanekaragaman. ITERA sebagai institusi pendidikan, siap untuk mendukung pengembangan destinasi wisata edukasi di Provinsi Lampung.

Pada diskusi sebagai acara utama dengan tiga narasumber yang dimoderatori oleh Bapak Rinaldi Ikhram, S.T., M.T selaku anggota peneliti Purino WG2WL yang juga aktif sebagai staf pengajar di Teknik Geologi ITERA, membagi diskusi dalam tiga sesi sesuai dengan masing-masing topik yang telah dipersiapkan.

Pada sesi materi, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, Dra. Rusmeijani Setyorini menyampaikan topik tentang situs Cagar Budaya sebagai potensi destinasi wisata unggulan Provinsi Lampung. Dalam paparannya, Rini menyebutkan bahwa pelestarian cagar budaya harus dikembangkan dalam perspektif integrated heritage cultural landscape management sehingga pelestarian yang dilakukan dapat sesuai dengan kaidah perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.

“Sebuah situs budaya harus dipandang dalam arti yang luas meliputi sebuah satu kesatuan landscape dengan lingkungan sekitar, yaitu bentang alam, bentang budaya dan masyarakat setempat, beserta dengan tradisi dan aktivitas ekonomi di lingkungan sekitar situs berada,” ujar Rini.

“Sebuah situs budaya harus dipandang dalam arti yang luas meliputi sebuah satu kesatuan landscape dengan lingkungan sekitar, yaitu bentang alam, bentang budaya dan masyarakat setempat, beserta dengan tradisi dan aktivitas ekonomi di lingkungan sekitar situs berada.”

Di wilayah Lampung sendiri terdapat 3 (tiga) situs cagar budaya yang sangat menarik untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi yaitu antara lain situs Pugung Raharjo yang terletak di Lampung Timur, situs Batu Brak di Lampung Barat, dan situs Batu Bedil di Tanggamus.

Lima Arah Kebijakan

Sementara Dra. Heni Astuti, M.I.P., dalam paparannya menyampaikan program dan kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan situs budaya di Lampung. Topik ini selaras dengan visi Provinsi Lampung yaitu Rakyat Lampung Berjaya: Aman, Berbudaya, Maju, Berdaya Saing, dan Sejahtera.

Heni menyebutkan bahwa terdapat 5 (lima) arah kebijakan bidang kebudayaan yang saat ini dijalankan antara lain: (1) pelaksanaan pengendalian mutu Pendidikan dan pengembangan kebudayaan, (2) pembangunan wawasan ideologi kebangsaan berdasarkan nilai budaya dan tradisi, (3) pembangunan perfilman, kesenian, kesejarahan, kepurbakaalan, dan permuseuman, (4) pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan yang Mahas Esa, dan (5) sertifikasi warisan budaya dan pemeringkatan cagar budaya.

Berdasarkan data objek kebudayaan Lampung tahun 2019, tercatat ada 30 objek sejarah, 144 objek tradisi, 95 objek kesenian.

“Sebuah potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, sehingga dibutuhkan sinergisitas antara berbagai pihak baik pemerintah, masyakarat, komunitas dan pihak terkait. Sebagai salah satu upaya mensosialisasikan pelestarian kebudayaan, maka dibentuklah Sabahat Cagar Budaya Lampung dengan melibatkan dunia pendidikan,” ujar Heni.

“Berdasarkan data objek kebudayaan Lampung tahun 2019, tercatat ada 30 objek sejarah, 144 objek tradisi, 95 objek kesenian.”

Narasumber terakhir Erni Suud, S.E., mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, menyebut Provinsi Lampung telah menyusun arah kebijakan untuk pengembangan wisata di Lampung dengan melakukan pembagian wilayah pengembangan pariwisata menjadi tiga Destinasi Pariwisata Daerah (DPD). yaitu Wilayah Teluk Lampung-Selat Sunda & sekitarnya, Wilayah pesisir Pantai Barat dan sekitarnya dan wilayah Way Kanan & sekitarnya.

Diakhir materi Erni mengajak masyarakat untuk berwisata ke Provinsi Lampung, menikmati keindahan bentang alam, budaya, kuliner, unggulan Provinsi Lampung. Setelah penyampaian materi dari narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan closing remark oleh Ketua Pusat riset dan Inovasi. Bersama, bersinergi, mengembangkan wisata edukasi di Provinsi Lampung. (Rilis/Humas)