Prodi TKA ITERA Himpun Tantangan Keairan untuk Pengembangan Kurikulum

Prodi TKA ITERA Himpun Tantangan Keairan untuk Pengembangan Kurikulum

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu (TKA), Institut Teknologi Sumatera (ITERA), menyelenggarakan focus group discussion (FGD) pertama sebagai bagian persiapan pengembangan kurikulum. FGD tersebut dilaksanakan secara dalam jaringan, bertepatan dengan Hari Guru Nasional, Kamis, 25 November 2021.

FGD ini diadakan selain untuk mengenalkan prodi yang baru berdiri, 22 September 2021 itu juga sekaligus sebagai kesempatan mengumpulkan saran dan pendapat untuk pengembangan kurikulum. Dalam kesempatan tersebut turut dibahas upaya harmonisasi kurikulum dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Staf Khusus Menteri PUPR, Dr. Ir. Firdaus Ali, M. Sc., Koordinator KKNI Kemendikbudristek, Dr. Megawati Santoso sebagai, dan Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja sebagai Staf Ahli Rektor ITERA dan inisiator pendirian Prodi TKA ITERA.

Rektor ITERA, Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., dalam sambutan menyoroti tidak adanya keterpaduan dalam pengelolaan air di Indonesia saat ini. Sehingga hadirnya Prodi TKA ITERA diharapkan dapat menjadi solusi. Sementara, Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (JTIK) ITERA, Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T., menyampaikan dukungan terhadap pembentukan prodi baru di lingkungan JTIK dan ITERA.

Pada sesi materi, Staf Khusus Menteri PUPR, Dr. Ir. Firdaus Ali, M. Sc., mengatakan bahwa dengan terus meningkatnya populasi penduduk, ketahanan air menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan. Untuk itu, sumber daya manusia yang adaptif perlu dipersiapkan oleh institusi guna mendukung tercapainya upaya memelihara ketahanan air tersebut sehingga tidak terjadi kelangkaan di tengah kelimpahan air.
Selaras dengan yang disampaikan oleh Dr. Firdaus Ali, Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja menekankan bahwa untuk menjaga ketahanan air, diperlukan integrasi tidak hanya pada keilmuan tetapi juga pihak-pihak yang terlibat dalam penggunaan air tersebut.

“Oleh karena itu, lulusan Prodi TKA diharapkan dapat menjadi lulusan yang mempunyai critical thinking dan arif dalam melihat permasalah terkait keairan,” ujar Prof. Deny.

Sementara, Dr. Megawati Santoso menyampaikan pentingnya dibuatkan peta kurikulum yang dapat mengakomodasi kompetensi yang dimiliki oleh lulusan, agar siap menghadapi Industri 4.0. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek dapat digunakan untuk menunjang tercapainya kompetensi lulusan.

“Kegiatan MBKM tersebut dapat diisi dengan pemenuhan kompetensi dari institusi lainnya yang belum dimiliki oleh prodi atau perguruan tinggi asal. Untuk itu penyusunan kurikulum harus bersifat futuristik atau berorientasi ke masa depan,”ujar Dr. Megawati.

Sebagai prodi pertama di Indonesia yang memadukan kurikulum khusus berdasarkan Prinsip Dublin untuk mengatasi masalah keairan, banyak harapan yang diberikan atau disampaikan oleh peserta yang hadir pada kegiatan tersebut, diantaranya perwakilan dari Prodi Teknik Geomatika, Teknik Geofisika, Teknik Geologi ITERA, Institut Teknologi Bandung (ITB), Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), Walhi Lampung, Dinas ESDM Provinsi Lampung, Indonesia Water Institute (IWI), BBWS Cisadane-Citarum, BBWS Bengawan Solo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian PUPR, Balai Air Tanah Dirjen SDA dan lainnya.

Beberapa peserta menyampaikan saran terkait skill yang perlu dimiliki para mahasiswa di lapangan dan materi yang sebaiknya dimasukkan ke dalam kurikulum Prodi TKA.
Kegiatan FGD diakhiri dengan pembacaan kesimpulan dan foto bersama. Masukan yang diterima dari kegiatan ini akan ditindaklanjuti penerapannya dalam pengembangan kurikulum Prodi TKA ke depan. (Rilis/Humas)