Prodi Rekayasa Kosmetik ITERA Libatkan BBPOM Susun Kurikulum

Prodi Rekayasa Kosmetik ITERA Libatkan BBPOM Susun Kurikulum

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Rekayasa Kosmetik Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melibatkan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung, dalam penyusunan kurikulum pendidikan. Hal tersebut dilakukan dengan diadakannya kunjungan kerja tim dosen Prodi Rekayasa Kosmetik ITERA ke Kantor BBPOM Bandar Lampung, Kamis, 21 April 2022.

Tim dosen yang terdiri dari Tikarahayu Putri., S.Pd., M.Si, Iwan Syahjoko Saputra, M.Si, Indah Puspita Sari, S.Pd., M.Si, Angga Saputra Yasir, S.Farm., M.Si., Apt., apt. Kiki Yuli Handayani, M. Pharm.Sci., dan Suryaneta, S.T., M.Sc., Ph.D., diterima langsung oleh Plh Kepala Balai Besar POM Bandar Lampung apt. Sofia Masroh, S.Farm., M.Si. Turut mendampingi Plh Kepala BBPOM, anggota Substansi Informasi dan Komunikasi, Dony Kusuma Wardhana, S.Farm., M.Si., dan Subkoordinator Subkelompok Substansi Serfitikasi apt. Devi Novianti, S.Si.

Kunjungan tersebut diawali dengan diskusi terkait aspek regulasi kosmetik dan kunjungan laboratorium di BBPOM Bandar Lampung. Kunjungan laborartorium tersebut menjadi acuan tim dosen ITERA dalam membuat kurikulum maupun laboratorium pengujian kosmetik yang sesuai standar.

Kunjungan laborartorium tersebut menjadi acuan tim dosen ITERA dalam membuat kurikulum maupun laboratorium pengujian kosmetik yang sesuai standar.

Kepala Balai Besar POM Bandar Lampung apt. Sofia Masroh, S.Farm., M.Si., menyampaikan, ilmu yang dibutuhkan untuk mahasiswa dan sangat penting terkait pengujian di bidang kosmetik adalah ilmu dasar, baik dari metode konvensional ataupun terbarukan. Selain itu, Sofia menekankan pentingnya memahami permasalahan terkait persyaratan perizinan kosmetik. Salah satu masalah yang paling banyak ditemukan oleh pelaku usaha adalah permasalahan notifikasi kosmetik.

“Persyaratan yang kompleks menjadi batu kerikil bagi para pelaku usaha kosmetik untuk dapat memasarkan produk kosmetiknya dan menyebabkan kurang berkembangnya UMKM yang bergerak di bidang kosmetik di Provinsi Lampung,” ujar Sofia.

Sofia berharap, dengan berdirinya Program Studi Rekayasa Kosmetik ITERA dapat menjawab tantangan dari permasalahan tersebut. Selain itu, hasil dari diskusi bersama BBPOM dapat menjadi acuan pengembangan laboratorium Program Studi Rekayasa Kosmetik agar sesuai dengan aspek regulasi dan pemenuhan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). (Rilis/Humas)