ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) mengadakan pelatihan bertajuk P3K+ (Pertolongan Pertama Pada Korban Kekerasan dan Dasar-Dasar Konseling) pada Sabtu, 30 November 2024. Pelatihan ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Umum 1 Itera dan diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari Anggota PIK-R Sejahtera, Kakak Asrama Itera, Kakak Asuh TPB, anggota Satgas PPKS mahasiswa, perwakilan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Eliza Dianasari, S.Psi., yang mewakili Kepala PPSDM Itera. Dalam sambutannya, Eliza menekankan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memberikan pertolongan awal kepada korban kekerasan. “Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga membangun kesadaran untuk mendukung proses pemulihan korban secara lebih baik,” ujarnya.
Pelatihan dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama dibawakan oleh Tansri Adzlan Syah, M.Psi., Psikolog, yang menyampaikan materi tentang dasar-dasar keterampilan konseling untuk korban kekerasan. Dalam paparannya, Tansri menjelaskan prinsip-prinsip konseling efektif, pentingnya pendekatan empati, serta perlunya konselor menjaga kesejahteraan dirinya sebelum membantu orang lain.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga membangun kesadaran untuk mendukung proses pemulihan korban secara lebih baik
Sesi kedua diisi oleh Anggun, M.Si., yang membahas Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama psikologis. Ia memaparkan teknik-teknik untuk meredakan stres dan trauma pada korban, serta menekankan pentingnya komunikasi yang baik untuk menciptakan rasa aman dan kepercayaan diri korban. Kedua pemateri berasal dari Frame Consultant.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang berguna untuk mendukung sesama dalam situasi darurat. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya pertolongan awal bagi korban kekerasan, sekaligus menciptakan lingkungan kampus yang lebih peduli dan responsif terhadap isu-isu sosial.
Melalui program ini, Itera menegaskan komitmennya dalam memberdayakan mahasiswa dan membangun masyarakat akademis yang mampu memberikan dukungan efektif kepada korban kekerasan. (Rilis/Humas)