Perdana ITERA Gunakan Teleskop OZT – ALTS untuk Amati Hilal Ramadan

Perdana ITERA Gunakan Teleskop OZT – ALTS untuk Amati Hilal Ramadan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS.  Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menjadi salah satu titik pengamatan hilal Ramadan 1443H/2022. Pengamatan dilakukan oleh tim Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) dengan menggunakan Teleskop Ofyar Z Tamin (OZT) – ALTS untuk pertama kalinya dalam pengamatan hilal Ramadan, di Kampus ITERA, Jumat, 1 April 2022.

Teleskop OZT-ALTS merupakan teleskop canggih buatan perusahaan produsen teleskop robotic asal Jerman, ASTELCO yang diberikan melalui bantuan Pemerintah Arab Saudi.  Teleskop yang akan digunakan sebagai pusat pengamatan bulan internasional tersebut hanya ada 14 buah di dunia, dan salah satunya di kampus ITERA.

Pengamatan yang dipusatkan di Stasiun Pengamatan Bulan Internasional ITERA tersebut juga  bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Sehingga, hasil pengamatan hilal di ITERA juga akan dilaporkan ke Kemenag pusat.

Dalam sambutannya  Rektor ITERA Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., yang turut hadir secara langsung dalam acara tersebut menyampaikan ITERA sebagai kampus sains dan teknologi akan selalu turut berperan dalam melakukan pengamatan hilal yang merupakan kajian sains dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki. Apalagi, saat ini ITERA juga sudah memiliki teleskop canggih yang diberi nama Teleskop OZT-ALTS. Penamaan Teleskop tersebut mengambil nama rektor pertama ITERA alm. Ofyar Z Tamin (OZT).

“ITERA sebagai kampus sains dan teknologi akan selalu turut berperan dalam melakukan pengamatan hilal yang merupakan kajian sains dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki.”

Dalam pengamatan Hilal yang dilakukan tepat pukul 18.05, langit di bagian Barat dari ITERA tertutup awan tebal sehingga menghalangi pengamatan. Dalam konferensi pers, perwakilan Badan Hisab dan Rukyat Provinsi Lampung Drs. H. Lemra Horizon, M.Pd.I., yang mewakili Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menyampaikan berdasarkan perhitungan, seharusnya dari titik pengamatan yang ada di Provinsi Lampung, termasuk ITERA, ketinggian hilal 2 derajat di atas ufuk.  Sehingga setelah matahari terbenam ketinggian hilal tersebut yang harusnya diamati.

“Melihat kondisi cuaca semua berawan, dan dipastikan Hilal tidak terlihat,” ujar Lemra Horizon.

Selanjutnya, Lemra menyampaikan data yang telah didapatkan akan dikirimkan ke Kementrian Agama Pusat untuk kemudian dijadikan acuan pada sidang Isbad penetapan awal Ramadan 1443 H.

Sementara itu, Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA, Robiatul Muztabah, S.Si., M.Si., menyampaikan pemantauan hilal yang dilakukan menggunakan Teleskop Robotik OZT-ALTS, terkendala cuaca dan prediksi ketinggian hilal yang hanya 1,3 derajat dinilai cukup menyulitkan. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 11-13 setelah matahari terbena hingga bulan terbenam.

Robiatul Muztabah atau akrab disapa Aji menyebut OAIL ITERA rutin melakukan pemantauan hilal dengan memanfaatkan Teleskop OZT-ALTS. Pengamatan bulan baru tidak hanya dilakukan awal Ramadan, tetapi juga di bulan-bulan lain untuk keperluan riset dan sumber data penelitian dosen dan mahasiswa ITERA. “Untuk itu, kami akan tetap mengadakan pengamatan hilal di hari berikutnya, untuk memastikan sabit Ramadan 1443H,” ujar Aji. []

Reporter : Maharani Putri Qohar

Fotografer : M. Kawarizmi