ITERA NEWS. Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan kegiatan Bina Desa di Desa Sungai Langka, Kabupaten Pesawaran, pada Rabu, 30 Oktober 2024. Kegiatan yang diikuti dosen dan mahasiswa ini berfokus pada sosialisasi dan demonstrasi pembuatan lubang resapan biopori (LRB), sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan skema penelitian.
Ketua kegiatan, Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si., bersama tujuh dosen lain, yaitu Andika Munandar, S.Si., M.Eng., Dr. Ir. Irhamni, S.T., M.T., IPM., Mia Erpinda, S.T., M.Si., Mutiara Fajar, S.T., M.T., Nur Faizaturrohmah, S.P., M.Sc., Nurul Mawaddah, S.T., M.T., Suci Wulandari, S.T., M.T., dan Yuni Lisafitri, S.P., M.Si., berperan aktif dalam acara sosialisasi ini yang berlangsung di Balai Desa Sungai Langka.
Kepala Desa Sungai Langka, Erwan Sukijo, S.P., menyambut baik kegiatan ini dan berharap penelitian mahasiswa Itera dapat memberikan manfaat bagi desa. “Kami berharap penelitian mahasiswa tidak hanya menjadi tugas akademik, tetapi juga bisa diterapkan di Desa Sungai Langka,” ujar Erwan. Babinsa Desa, Farhan, turut hadir mendukung acara ini.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat Desa Sungai Langka untuk lebih sadar akan pentingnya pengelolaan lingkungan dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi wilayah tersebut
Setelah pembukaan, tim memulai dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal para peserta yang terdiri dari 13 perangkat desa. Sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan paparan mengenai pentingnya lubang resapan biopori yang disampaikan oleh Fajriharish. Ia menjelaskan bahwa biopori adalah lubang resapan vertikal yang berfungsi menyerap air dan mengolah limbah organik. “Dengan mengisi lubang ini dengan sampah organik, kita membantu proses dekomposisi oleh organisme tanah, seperti cacing. Ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memperbaiki kualitas tanah,” jelas Fajri.
Pada sesi praktik, peserta dibimbing untuk membuat LRB di halaman Balai Desa. Lubang dibuat dengan beberapa tahapan sederhana, seperti memilih lokasi yang rawan genangan, mengebor lubang sedalam 100 cm, lalu mengisinya dengan bahan organik, seperti daun kering atau sisa sayuran. Lubang perlu diisi ulang secara berkala agar tetap efektif dalam menyerap air dan mengurangi genangan.
Di akhir kegiatan, Fajri menyerahkan alat pembuat LRB kepada warga, berharap agar mereka dapat menerapkan teknik ini di rumah masing-masing. “Kami dari Teknik Lingkungan Itera ingin mengajak semua orang lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan membuat biopori, kita tidak hanya membantu diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada ekosistem secara keseluruhan,” ujar Fajri mengakhiri kegiatan.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat Desa Sungai Langka untuk lebih sadar akan pentingnya pengelolaan lingkungan dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi wilayah tersebut. (Rilis/Humas)