ITERA Komitmen Beri Peran dalam Penyelamatan Bumi

ITERA Komitmen Beri Peran dalam Penyelamatan Bumi

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS-Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menggelar Workshop Penelitian Sains Atmosfer dan Talkshow dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia di Aula Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Jalan Terusan Ryacudu, Jatiagung, Lampung Selatan, Sabtu (22/4/2017). Pada kegiatan ini, Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa ITERA berkomitmen untuk berperan aktif dalam upaya menyelematkan dan melestarikan bumi dari kerusakan.
Upaya tersebut, ujar Rektor, diterjemahkan dalam berbagai kebijakan di antaranya dengan mengalokasikan 100 hektare dari total lahan ITERA 275 hektare untuk ruang terbuka hijau dalam bentuk kebun raya, yang akan dikembangkan bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
“Semoga semangat ini akan mampu tertular kepada perguruan tinggi lain atau pihak manapun agar bumi kita bisa terselamatkan dari ancaman pemanasan global, serta sederet bencana yang mungkin datang akibat ketidakramahan kita pada lingkungan,” ujar Rektor.
Selain itu, kata Rektor, ITERA bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Bandung juga akan membangun kawasan Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) yang akan menjadi pusat pengamatan maupun penelitian terhadap antariksa. “Apa yang terjadi di luar angkasa kan bisa saja berpengaruh terhadap bumi. Dengan adanya observatorium ini nantinya diharapkan kita dapat meminimalisasi pengaruh negatif terhadap bumi,” jelasnya.
Sementara itu, Tokoh Astronomi Indonesia yang juga Mantan Kepala Observatorium Boscha Prof. Dr. Bambang Hidayat menjelaskan bahwa semua pihak memang harus mengambil peran dalam upaya penyelamatan dan pelestarian planet bumi. Menurut dia, kondisi bumi saat ini dipengaruhi oleh perubahan eksternal maupun internal. Misalnya, perubahan pada temperatur matahari, sekecil apapun itu, dapat mempengaruhi bumi. Perubahan-perubahan lainnya secara berkepanjangan kemudian dapat menimbulkan suatu perubahan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Kemudian perubahan iklim global yang berkepanjangan dapat berdampak pada tatanan sosial dan ekonomi, seperti hasil panen, hingga pada psikologi dan fisik manusia. “Selain faktor-faktor tersebut, jangan sampai ulah kita sendiri yang malah menimbulkan bencana. Mari kita menjaga lingkungan sebagai sumbangan kita kepada pembangunan bangsa, generasi masa depan, dan bumi kita di era gemuruhnya eksplorasi exoplanet yang memperlihatkan bahwa bumi kita ini tidak sendiri di alam semesta,” kata Prof. Bambang.
Pemerintah juga menurut dia harus berbenah. Pemegang kekuasaan harus mempersiapkan petunjuk massa secara bipartisan dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk melakukan upaya-upaya, seperti merekam hasil pantauan interaksi sistem darat, laut, dan udara secara terpadu dan taat azas, kemudian harus pula memiliki suatu telaah progmatik untuk mengerti pengarus fisis, geologis, kimiawi, biologis, sistem angkasa bumi.
Sementara itu, pada peringatan hari bumi tersebut ITERA bekerja sama dengan LAPAN juga mendatangkan Mobile Planetarium yang dibuka untuk umum, serta pengamatan matahari. Pada Sabtu malam juga akan dilaksanakan pengamatan meteor lyrid yang berasal dari sisa komet C/1861 GI Thatcer dari rasi Lyra dengan laju rata-rata 18-23 meteor/jam.

Tinggalkan Balasan