ITERA Bersama BBPBL Lampung dan L’Ocean Paris Kaji Fenomena HABs Penyebab Kematian Massal Ikan Teluk Lampung

ITERA Bersama BBPBL Lampung dan L’Ocean Paris Kaji Fenomena HABs Penyebab Kematian Massal Ikan Teluk Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen dari berbagai program studi di Jurusan Sains Institut Teknologi Sumatera  (ITERA) bekerja sama dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dan Laboratoire d’Oceanographieet du Climat (L’Ocean), Paris mengadakan International stadium generale secara hybrid dengan mengusung tema “Monitoring and Prediction of HABs (Harmful Algal Blooms) in Lampung Bay”, Rabu, 13 Juli 2022. Dalam kesempatan tersebut dibahas penelitian terhadap fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) yang beberapa kali terjadi di perairan Teluk Lampung, dan mengakibatkan kematian masal ikan di sekitar perairan tersebut.

Peneliti Oseanografi dari L’Ocean, Paris, Yannis Cuypers, Ph.D mempresentasikan hasil penelitiannya bersama dengan BBPBL Lampung yang berjudul “Physical Processes Impact on Harmful Dinoflagellates Bloom in Hurun Bay, First Results and Perspective”. Dalam kesempatan tersebut, Yannis dari L’Ocean menyampaikan mengenai dasar mekanisme terjadinya blooming dinoflagellata di perairan yang berhubungan dengan proses oseanografi fisik.

Penelitian yang dilakukan oleh Tim L’Ocean bersama BBPBL, saat ini, masih dalam tahap awal untuk perencanaan dalam mengamati kondisi turbulensi arus bawah laut yang menyebabkan naiknya sedimen bersama dengan nutrient dan kista dari salah satu spesies dinoflagellata yang ditemukan di Teluk Hurun yaitu “Margalefidinium Polykrikoides”. Setelah itu Yannis menyampaikan paparannya mengenai rencana L’Ocean dalam waktu dekat yang akan melanjutkan penelitian untuk mengamati kondisi oseanografi fisik yang diduga menjadi penyebab terjadinya HABs atau fenomena blooming algae merah yang beberapa kali terjadi di Teluk Lampung yang menyebabkan kematian ikan.

Fenomena HABs dampaknya dapat merugikan masyarakat pesisir seperti nelayan dengan matinya ikan-ikan dan juga dengan isu terkait bahayanya bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan dari perairan yang terkontaminasi oleh HABs.

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Jurusan Sains Gedung F turut dihadiri pimpinan Jurusan Sains secara online, serta para dosen dan mahasiswa dari Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Biologi, dan Sains Atmosfer dan Keplanetan secara langsung. Ketua Jurusan Sains, Prof. Leo H. Wiryanto, M.S., dalam sambutannya menyampaikan pengenalan tentang Program Studi terkait isu kelautan yaitu Sains Lingkungan Kelautan. Selain itu, Prof. Leo juga menyampaikan tentang pentingnya isu blooming algae atau HABs untuk dapat menjadi perhatian bagi para mahasiswa dan dosen di Jurusan Sains.  “Fenomena HABs dampaknya dapat merugikan masyarakat pesisir seperti nelayan dengan matinya ikan-ikan dan juga dengan isu terkait bahayanya bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan dari perairan yang terkontaminasi oleh HABs,” ujar Prof. Leo.

Sementara perwakilan BBPBL Lampung, Istikomah, S.ST, berharap dengan adanya kegiatan dikusi tersebut, sivitas  akademika ITERA juga bisa ikut berperan dalam memecahkan masalah HABs yang ada di Teluk Lampung. Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Program Studi Sains Lingkungan Kelautan (SLL) ITERA, Dr. Meezan Ardhanu Asagabaldan, M.Si., menilai, bahwa dosen-dosen dan mahasiswa di lingkungan SLL ITERA harus memiliki pengetahuan dan menjadikan perhatian khusus mengenai HABs terutama bagi ekosistem laut ada di di Teluk Lampung.

Setelah pemaparan oleh Yannis, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Dosen Prodi Biologi, Novriadi, M.Si. Pertanyaan dari peserta yang hadir secara daring dan luring dijawab secara antusias oleh Yannis selaku pihak L’Ocean dan BBPBL yang telah melakukan penelitian di Teluk Hurun. Setelah sesi tanya jawab acara di tutup dengan sesi penyerahan cinderamata dari Jurusan Sains ITERA yang dilakukan oleh Dr. Meezan bersama dengan perwakilan BBPBL dan L’Ocean serta foto bersama dengan peserta yang hadir secara luring. (Rilis/Humas)